Minggu, 02 November 2008

Rabu, 08 Oktober 2008

Indonesian Idle @ The Pensieve

Buku ini bercerita tentang Diandra, si kutu loncat dalam pekerjaan. Tiap kali diterima kerja, ga sampe 6 bulan udah resign lagi. Sampai suatu hari dia diterima di majalah Femme. Majalah yang high-class banget (sejenis cosmo lah kira-kira). Jadi kalo kita kerja di situ, kesannya "wah" aja gitu. Nah, di Femme itu Diandra ngalamin kejadian yang ga enak. Mulai dari ngerasa ga diterima sama temen-temen sekantornya, bos yang nyebelin, sampe akhirnya dipecat karena fitnah orang perusahaan. Tapi untungnya dia nemuin satu temen yang baik di sana, namanya Tere. Tere inilah yang support dia setelah pemecatan itu. Tetep nawarin tinggal bareng, sambil nunggu Diandra dapet job baru. Tere juga bantuin boongin ibu Diandra, dengan mengatakan kalau Diandra masih kerja di Femme. Diandra ga mau ibunya nerima kenyataan pahit kalo dia udah jobless, padahal dia tau sang ibu bangganya setengah mati pas tau anaknya kerja di Femme. Sayang persahabatannya dengan Tere berujung tragis, ketika Diandra khilaf ciuman sama pacar Tere, Christopher. Di akhir cerita, Diandra akhirnya mendapatkan pekerjaan yang benar-benar diinginkannya dan pas banget sama minat dia, yaitu guru desain buat anak-anak. Endingnya happy, tapi ga serba sempurna kaya fairy tale. Pas banget dan bikin puas yang baca.

Baca buku ini asyik banget, ceritanya mengalir, ringan. Cocok buat ngisi waktu luang. Pas baca gw ga bisa berhenti sebelum selesai. Haha. Gw tertarik sama buku ini karena nama Okke-nya. Berhubung gw pembaca setia blog dia, jadi otomatis penasaran juga sama novelnya. Hehehe. Ada beberapa hal pribadi Okke juga yang dimasukkin dalam novel ini. Semuanya bisa disambungin dengan smooth (cie ileh) ke satu cerita. Kalo novel ini dideskripsiin dalam dua kata, gw pilih REAL dan FUN.

http://martina21.multiply.com/reviews/item/1

Minggu, 28 September 2008

Istoria da Paz @ Cerita Kelinci

Buku yang gue baca menarik banget judulnya: Istoria da paz; perempuan dalam perjalanan karangan okke’sepatu merah’ awalnya gue beli karena covernya menarik dan tulisan yang ada di belakang buku itu.. dan ternyata buku itu emang menarik.. banyak hal sederhana yang bisa bikin gue belajar tentang banyak hal mulai dari kenyamanan, kebahagiaan, masalah sudut
pandang, kehidupan sederhana yang ada di luarsana

.. jadi ceritanya itu tentang seorang editor yang patah hati trus ditugasin untuk membukukan sekolah di daerah pengungsian timor leste yang ada di kupang NTT. Lewat tokoh editor dan
sukarelawan di sekolah itu banyak crita yang mengalir..

gaya penulisannya khas cewek banget.. bertutur seperti ngobrol dan mengalir apa adanya.. kadang menyelipkan hal yang sederhana tapi bisa inspiring.. mungkin kalo biasa baca tulisan yang ‘berat’ hal seperti ini terkesan cetek tapi buat gue itu menarik..

Ketika ada obrolan kedua tokoh tentang arti kebahagiaan misalnya.. ketika ada pertanyaan “apa kebahagiaan kamu” tokoh yang ditanya dipaksa berpikir pekerjaannyakah? Mantan pacar yang berselingkuh tapi udah bertahun-tahun terbiasa dengan dia? Atau apa? Diskusi berlanjut tentang definisi kebahagiaan, lalu pertanyaan kenapa orang mencari kebahagiaan.. ada dua pendapat

1. bahwa esensi hidup ya adalah mencari kebahagiaan.. bahwa setiap manusia selalu mencari kebahagiaan.. mencari teman.. mencari pekerjaan.. mencari pasangan hidup.. mencari apapun demi menemukan apa yang disebut bahagia
2. bahwa mungkin kebahagiaan itu gak perlu dicari, karena memang dia udah ada di depan mata kita sendiri.. siapa tau hanya dengan mengubah sudut pandang kebahagiaan terlihat jelas di depan mata kita.. hati yang bersyukur… ketika kita bisa bersyukur dengan apapun yang terjadi dan apa yang kita miliki maka kebahagiaan akan menyusul di belakangnya.. bahwa bahagia tidak perlu dicari karena dia udah ada di hati dan pikiran kita masing-masing…

gue lebih setuju dengan pendapat yang kedua.. karena gue selalu yakin bahwa semua hanya masalah sudut pandang.. dan ketika bisa memandang sesuatu dengan lebih berwarna maka kehilangan, kesedihan atau apapunlah itu bisa menjadi lebih menarik bukan hanya terlihat hitam atau kelabu.. khas orang Indonesia bangetlah. Udah ada musibah tapi ujungnya tetep bilang.. untung………. Kayak kejadian yang menimpa temen gue yang kecelakaan abis nganter istrinya yang lagi hamil.. padahal dia udah terkapar gak berdaya dan gue tetep bilang untung dia sendiri gak bareng istrinya.. kesannya jahat tapi bener kan,?? (cepet sembuh ya kay.. biar gue bisa
minta kopi ;p )

di buku itu juga diceritain tentang gimana kehidupan di pengungsiaan, tentang bagaimana mereka mengatasi kehilangan dan berusaha tetap menjalani hidup dengan harta benda seadanya dan kondisi perasaan yang tercabik-cabik akibat kehilangan harta benda, pekerjaan, orang-orang yang dicintai … (hiperbolis yah gue? ) at least itu yang gue denger dan baca dari cerita orang2 yang pernah terjun langsung kesana sebagai sukarelawan.. gue pengen banget ngerasain hal yang sama tapi blom berani meninggalkan kenyamanan yang udah gue nikmatin.. kenyamanan emang membuat orang gak berkembang… dan berhenti mencari.. (ini juga sempet dibahas di buku ini) setidaknya itu yang gue alami sekarang.. gue emang dah niat untuk keluar dari tempat gue yang sekarang karena gue ngerasa gak berkembang.. tapi gue masih dihantui dengan perasaan.. gimana kalo gue gak dapet kerjaan baru? Gimana kalo ternyata tempat baru orangnya gak seasyik sekarang? Gimana kalo…? Yang sebenernya gue ciptain sendiri.. mungkin gue akan ambil waktu untuk berpikir.. berkonsultasi dengan temen2 gue (lumayan kan

gak perlu bayar untuk konseling denganpsikolog ;p).. dan minta petunjuk ama 4JJ

bahwa jalan hidup manusia itu seperti garis, walaupun tidak lurus.Suatu saat mungkin terjadi persilangan, perpotongan atau persentuhan antara garis jalan hidup masing-masing (Okke ‘sepatu merah, 2008) mungkin kita akan ketemu banyak perpotongan dengan orang lain dan mengalami banyak persimpangn tapi gimana cara kita memilih dan mengambil keputusan itu yang penting.. bahwa hidup adalah pilihan.. mau seneng.. bahagia.. sedih.. marah.. kesel..itu semua ada di tangan kita sendiri.. tinggal apa keputusan kita aja mau menjalani sisi bagian mana.. buat gue semua pilihan dalam hidup adalah sebuah proses dan hasil akhirnya sang “Sutradaralah” yang menentukan… jadi tinggal peran kita mencari peran yang paling cocok dan menjalani peran itu dengan sebagus2nya.. syukur kalo dapet piala citra kalo gak ya minimal bisa
masuk ke layar lebar toh??? ;p

dari http://dongengnegerikelinci.blog.friendster.com/2008/02/istoria-da-pazz/#comments

Sabtu, 27 September 2008

Indonesian Idle @ setan merah

cerita ttg diandra yang jadi kutu loncat, pindah kerja sana sini dan akhirnya kena batunya dipecat. seorang temen berbaik hati sharing kontrakan dan diandra kerja jadi penjaga warnet. kesialan diandra belom berenti sampe situ. keluarga almarhum bokapnya yang reseh, nyokap yang bawel, sampe bos warnetnya yang melakukan pelecehan seksual. diandra setengah mati mencoba survive cari kerjaan lagi dan (ALHAMDULILLAH) dari segala masalahnya itu akhirnya happy ending. diandra akhirnya tau pekerjaan apa yang sebenernya dia mau dan dia sukses.

entah kenapa gue ambil buku ini di rak TGA *only God knows why*. ternyata ceritanya nonjok banget. sial. diandra mirip gue sekarang ini. jadi kutu loncat, sok pede dengan kerjaan dan suka kelewat cuek. huhuhuuu, jadi takut kualat kena pecat kayak diandra. damn damn damn damn damn!!! *blah ini review apa curcol????*

http://windieyorke.multiply.com/reviews/item/75

Indonesian Idle @ odinaruto

This book tells about a woman namely Diandra Adriani, 23 who likes change her work several times. She often bored with her work, then move to other work. And finally, she is got fired in a magazine company, then to be unemployment. She faces a lot of obstacles, not only with her work but also with her friendship and her love. The story looks real and natural. Although she faces many problems and very complicated but sometimes that is make life is worth living. Actually this novel is very suitable for the girls. It is because tell about woman living.

http://odinaruto.multiply.com/reviews/item/8

Indonesian Idle @ Ennogirl

Nah, novel ini merupakan novel solo pertamanya si Okke ‘Sepatu Merah’. Kenapa disebut sepatu merah? Karena dia suka banget pake sepatu apapun yang berwarna merah. Sebelum nulis buku ini, dia udah pernah nulis 3 buku, yang salah satunya bareng teh Ninit Yunita. ^_^

Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang wanita muda berusia 23 tahun bernama Diandra Adriani. Di umurnya yang masih muda ini, Diandra hobi banget jadi kutu loncat, berganti-ganti pekerjaan setiap merasa bosan. Sampai akhirnya kini ia pun pindah kerja lagi ke salah satu kantor majalah perempuan prestisius ibu kota, FEMME, dan bekerja sebagai staf artistik. Namun, rupanya di kantor ini ia mempunyai masalah besar dengan salah satu bosnya, yang akhirnya memecatnya. Sialnya, kali ini dia ga bisa jujur sm nyokapnya klo dia udh dipecat. Alhasil, ia pun harus menetap di Jakarta dan mencari pekerjaan baru.

Untuk mencari pekerjaan baru lagi, tidaklah mudah buat Diandra, karena semua berkas yang dia punya, tertinggal di Bandung. Sementara Diandra sendiri ga mungkin pulang ke Bandung. Tere, sahabatnya semasa di kantor FEMME memberikan tempat tinggalnya untuk ditempati Diandra juga. Berbagai pekerjaan dilakoni Diandra, dari mulai menjadi penjaga warnet sampai kemudian menjadi guru les menggambar. Nah, pekerjaan sebagai guru les inilah yang paling lumayan. Tapi sayangnya, nasib Diandra selalu saja tidak beruntung. Saat ia harus berhenti sebagai guru les, Diandra bermain api. Kali ini ia harus berurusan dengan Tere, sahabatnya sendiri !

Hmm.. kali ini gue ga suka banget Diandra ! Gila! Pacar sahabat sendiri diembat jg! Apalagi ketauan pake cium2an segala. Gila aja ! Gue bisa jadi dendam kesumat tuh klo jadi Tere. Hahaha.. Tapi, ya sudahlah, namanya juga khilaf klo kata Diandra mah..hehehehe..

Inti dan pesan yang coba disampein Okke dalam buku ini sih sebenarnya simple. Bahwa.. ‘Life’s a bitch, indeed !’. Hmm.. gue coba memaknai kata-kata itu daaan Hmm.. emang bener jg sih. Gue setuju sama pendapatnya Icha Rahmanti yang mengomentari buku ini, klo sebenernya se-bitchy-bitchy-yna hidup, kadang justru ke-bitchy-annya dan kenistaannyalah yang bikin life is worth living n membuat kita jadi lebih baik. Hahaha.. Life’s a bitch ! So What ? I’m loving every minute of it. Tapi mungkin, tetep aja se-bitchy-bitchy-nya jg, ga sampe nyium cowonya sahabat kita kali yah? Hehe.. Tapi, sekali lagi, Diandra khilaf! Hahahaha.. Dasar Diandra… !! ^_^

diambil dari : http://ennogirl.multiply.com/reviews/item/6

Selasa, 09 September 2008

Istoria da Paz @ Narcist Bandit

Satu lagi buku karya Oke ‘Sepatumerah’ yang saya baca dalam program ‘minimal 1 minggu 1 buku’ (program yang saya dan pacar saya terapkan agar kami makin rajin membaca buku), judulnya: ‘Istoria da Paz, Perempuan dalam Perjalanan’.

Buku ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Damai Priscilla, seorang editor di sebuah penerbitan, yang hidupnya jungkir balik akibat putus dari pacar yang sudah bersamanya dalam satu rumah selama 3 tahun. Keterjungkirbalikan hidup ini diikuti juga dengan ‘keterjungkirbalikan’ cara pandang karena dalam waktu yang hampir bersamaan, Damai ditugaskan untuk pergi ke Timor Barat, mengunjungi sebuah sekolah alternatif bagi anak-anak pengungsi Timor Leste. Disana ia melihat dan merasakan banyak nilai yang selama ini absen dalam kehidupannya. Dan ini mengubahnya menjadi Damai yang lebih baik.

Bagi saya, buku ini agak lebih baik daripada buku Oke yang pertama. Awal novel lumayan bagus dengan keberanian menciptakan karakter tokoh utama yang beda dari novel-novel lain. Bagian tengah, agak membosankan karena ketebak banget. Dan bagian akhirnya lumayan meninggalkan nilai-nilai dalam hati saya. Namun sayang, perubahan emosi bahkan cara pandang tokoh-tokoh dalam novel ini terkesan dipaksakan dan terlalu cepat. Rasanya tidak semudah itu seseorang mengubah nilai yang sudah tertanam lama dalam dirinya menjadi nilai baru yang terus akan dianutnya. Selain itu, kecengengan, romantisme yang (agak) murahan, dan kebetulan-kebetulan ganjil, masih mewarnai novel ini.

Secara keseluruhan, novel ini saya masukkan dalam kategori layak pinjam.

Catatan:
Buku ini sepertinya adalah buku karya penulis Indonesia pertama yang pernah saya baca, yang mengangkat cerita tentang pekerja sosial walaupun profesi tersebut belum digambarkan secara jelas (dalam arti profesional).

dari : http://narcistbandit.com/?p=335

Minggu, 07 September 2008

Istoria da Paz @ Dunia Wenny

Buku ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Damai, seorang editor yang dikhianati oleh kekasihnya dengan seorang pengarang yang bukunya sedang diedit olehnya.

Dalam kekalutan, Damai pun kahirnya menerima tugas untuk pergi ke daerah pedalaman untuk meliput sebuah realita mengenai Sekolah Damai yang diprakarsai oleh seorang pekerja sosial bernama Dionysius Alexander.

Perjalanan Damai ke Sekolah Damai ini telah membuka mata hari Damai betapa Damai jauh lebih beruntung dibandingkan dengan anak-anak tersebut.

Konsep "kehilangan" yang dialami oleh Damai tidak ada artinya sebanding dengan "kehilangan" yang dialami oleh Dionysius Alexander.

Damai pun kahirnya jatuh cinta dalam perjalanan ini...jatuh cinta yang bagaimana???

Ada beberapa buah Quotation yang sangat dalam yang ditulis dalam buku ini :

"Mengasihi bukan berarti melakukan apa yang dipikir baik oleh diri sendiri, tetapi melakukan apa yang terbaik oleh orang yang dikasihi"

"Mungkin kebahagiaan itu tidak perlu dicari, karena ia memang telah ada, didepan mata kita sendiri"

"Kunci bahagia adalah hati yang mensyukuri segala yang sudah kita miliki"

"Perasaan cinta itu seperti tanaman yang harus dipelihara dengan baik supaya terus bertahan hidup"

Nice huh :D

http://duniawenny.multiply.com/reviews/item/21

Kamis, 03 Juli 2008

Istoria da Paz @ Wikimu

Hidup itu aneh bukan? Setahun beberapa bulan yang lalu, aku berada di bandar udara dengan hati yang hancur. Sekarang? Hatiku telah tertata dengan sangat baik, bahkan jauh lebih baik daripada yang pernah aku rasakan seumur hidup.


Kalimat di atas adalah kutipan salah satu paragraf pada novel solo ke dua Okke ‘Sepatumerah’. Istoria da Paz berkisah tentang seorang perempuan bernama Damai Priscilla yang bekerja sebagai editor, sebuah perusahaan penerbit. Hidup Mai, begitu ia dipanggil, yang awalnya aman-aman saja, seketika berubah ketika ia menjadi editor novel perdana Arimbi Pramudhita, feature editor sebuah majalah. Intensitas pertemuannya dengan Arimbi membuat Jambrong - pacar Arimbi, tertarik pada ide-ide Arimbi yang berbuah pertengkaran dan perselingkuhan, hingga akhirnya membawa Damai bertualang ke Sekolah Damai, sekolah alternatif bagi anak-anak pengungsi Timor Leste yang berada di camp pengungsian di Kupang. Petualangan demi petualangan dijalaninya dan mengubah sudut pandang Mai tentang kehidupan.

Novel ini ditulis dengan latar belakang konflik Timor Leste. Secara implisit, Okke mencoba menggambarkan bagaimana konflik pasca jajak pendapat telah memaksa anak-anak merasakan trauma dan kehilangan.

“… kalau anak laki-laki menggambar, mereka akan menggambar bentrokan antar manusia, senjata, bendera, aparat keamanan.”

“Kalau yang perempuan?”

“Mereka menggambar perempuan menangis, rumah mereka, para pengungsi…”

Dibalik ketakutan dan kekhawatiran anak-anak pengungsi, sekolah Damai dirasakan sebagai penyejuk. Anak-anak tetap antusias mengikuti pelajaran dengan segala keterbatasan.

Jangan pernah bertanya mana gedung sekolah kami, karena itu tidak penting. Atap kami adalah langit, yang terkadang cerah, terkadang mendung, bahkan hujan. Lantai kami tanah kering atau rerumputan. Dinding kami adalah angin sepoi atau angin kencang.

Semua tempat yang memiliki itu adalah “gedung” sekolah kami, cukup luas kan untuk menampung kami semua?


Pun juga Okke menambahkan sepuluh catatan kaki. Diantaranya gamaphobia – fobia terhadap pernikahan, legenda “Pemain Seruling Dari Hamelin” dan beberapa bahasa daerah Timor seperti otto yang berarti mobil atau sonde yang berarti tidak.

Secara keseluruhan novel Okke kali ini, masih bertemakan tentang kehidupan seperti novel pertamanya, Indonesian Idle. Warna kuning dan siluet tiga orang anak bermain pesawat membalut novel berhalaman 206 yang diterbitkan oleh Gagas Media.

Satu pesan moral yang dapat dipetik adalah bahwa dibalik setiap kejadian yang Tuhan selipkan untuk hidup kita, entah itu berupa kesulitan atau kemudahan, terkandung sebentuk hikmah. Semua tergantung bagaimana kita memandang dan menjalaninya.

…Hidup itu aneh. Persilangan jalan kehidupanku dengan kamu telah mengubah kehidupanku ke arah yang lebih baik. Semoga kamu juga…

diambil dari : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7822

Minggu, 29 Juni 2008

Indonesian Idle @ narcistbandit

Baru aja selesai baca buku yang berjudul sama dengan judul tulisan ini. Lumayan juga walaupun di bagian awal terasa agak norak. Maunya bergaya Metropop, tapi agak kurang kena karena nggak tau kenapa, penggambaran gaya hidup metropolitan koq nggak pas ya?!

Buku ini berkisah tentang Diandra Andriani, 23 tahun yang setelah sekian lama menjadi kutu loncat, berganti pekerjaan setiap merasa bosan, harus menerima kenyataan pahit yang bikin hidupnya jungkir balik. Ia dipecat! Dipecat dari posisinya sebagai staf artistik sebuah majalah prestisius ibu kota. Dan sejak itu, ia berada dalam keadaan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya: menjadi pengangguran dan susah mendapat pekerjaan.

Banyak keunikan yang saya temukan dalam buku ini. Salah satunya adalah pilihan pekerjaan yang diambil Diandra setelah ia dipecat. Menurut saya itu agak unik kalau nggak mau dibilang kurang masuk akal.

Tapi secara keseluruhan buku ini bisa dibilang lumayan. Lumayan bisa mengisi waktu luang. Kalau Anda sedang mencari bacaan yang super ringan tanpa berharap mendapatkan nilai-nilai pelajaran dari dalamnya, buku ini bisa jadi pilihan yang tepat.

http://narcistbandit.com/?p=325

Rabu, 25 Juni 2008

Indonesian Idle@fanaticanz

Novel keren, enak banget dibacanya. Alur cerita yang mengalir sangat ringkas tapi dalem. Perjuangan perempuan berijasah S1 dalam dunia kerja. Dari seorang kutu loncat, yang bosenan dari tempat kerja ke tempat kerja lain. Sampe akhirnya kena karma: dipecat untuk pertama kali dalam hidupnya. Terus harus jadi operator warnet yang kebagian shift begadang bonus bos yang mesum. Bayangin aja, biasa kerja kantoran yang nyaman, sampe harus jadi operator billing warnet yang kebagian shift malem masih dilakoninya juga!! Belum lagi soal pesahabatan dan percintaan ditengah pergelutannya dalam dunia kerja. Bener-bener renyah, dan sangat menghibur. Gua belajar banyak dari tokoh utamanya, Diandra.

Untungnya, Diandra punya sisi kreatifitas yang mumpuni, jadi ga susah-susah amat dia cari kerja. Bahkan Diandra sempet-sempetnya nanya siapa yang bilang ari kerja susah? Gw jawab: Mereka yang bertanya kaya gitu adalah mereka yang punya ijasah tapi ga punya sisi kreatif. Sampe-sampe akhirnya harus ngemis kerja sana sini apa aja walaupun tidak sebidang dengan yang dipelajari sambil terus menengadahkan ijasah yang dimilikinya. Kesimpulannya, ijasah memang mendukung seseorang untuk mendapatkan perkerjan, tapi ijasah hanyalah penanda bahwa seseorang telah menempuh jalur pendidikan tertentu. Salah bila hanya mengandalkan itu, pengusaaan bidang lah yang terpenting dan kreatifitas juga harus ada. Sayangnya, ijasah masih dianggap sesuatu yang sangat sangat amat sakral di dunia kerja sekarang ini.

Diandra sangat garang menantang hari depannya, sangat santai dan imajinatif. Wajar aja, dengan banyak bekal dan senjata akademis maupun non-akademis dia berani menyombongkan dirinya dalam hal kerja. Kerasa kepala tapi bertanggungjawab dengan apa yang sudah dilakukannya atau diputuskannya. Perempuan hebat. Dalam keseharian pun dia sangat tegas. Bukan dia anti sosial, tapi Diandra merasa biasa aja kalaupun di satu titik dia merasa tidak diacuhkan. Bener bener do it your self. Jadi ga ada tekanan batin yang kadang emang ngeselin.

Metode Diandra dalam hal kreatifitas pun gua salutin. Kreatifitas seorang anak tidak boleh dibatasi atas dasar apapun. Diandra membiarkan anak didik nya (diandar kadang ngelesin anak-anak ngelukis) menggambar matahari warna pink, biru atau oranye. Sekalipun nantinya sang anak akan menggambar matahari sesuai dengan warnanya, tu hasil dari proses belajar si anak. Soalnya imajiasi anak-anak menurut Diandra sangat tinggi dan jujur. Kalo dibatasi bahkan sampe dipaksa, anak tersebut cenderung akan menjadi sebal terhadap apa yang disukanya bila sudah ada unsur pemaksaan. Makanya dia keukeuh dengan metoda pengajaran seperti itu walaupun beberapa orangtua murid ada yang mengeluhkannya. Karakter yang hebat.

Penulisnya sih yang punya blog sepatumerah, tapi gua belum pernah mampir kesana. Mungkin setelah ini gua bakalan aktif nyambangin itu blog ;-). Udah ah, cape gua nulis mulu. Indonesian Idle bagus banget, baca deh, ga akan nyesel!

diambil dari : http://fanaticanz.wordpress.com/2008/06/14/indonesian-idle-byokke-sepatumerah/

Rabu, 04 Juni 2008

Indonesian Idle @ Goodreads

Dita
12/02/07
Read in November, 2007
Mungkin seperti inilah chicklit (maaf, jarang membaca genre ini). Ditulis dengan renyah, ringan dan lucu. Tema yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sebenernya, ekspetasi saya lebih dari itu. Sebagai pembaca setia blog-nya, saya mengharapkan Okke bisa menghadirkan sesuatu yang berbeda. Tapi tak apalah. Yang ini cukup menghibur dan membuat saya jadi ingin menulis juga. Hehe. Bravo buat novel pertama Okke, yang benar-benar ditulisnya sendiri.

Mellyana rated it:
09/13/07
Read in September, 2007
Rasanya, semakin mengenal Okke, tuntutan gue ama dia tambah banyak. Buku ini memang ringan banget. Bisa dibaca dengan sangat cepat. Tipis banget kok. Membacanya, seperti mendengar Okke bercerita. Sayangnya, gue merasa, karakter Diandra itu kurang dieksplor lebih dalam. Banyak karakter lain yang juga jadi kayak cuman lewat. Percakapan demi percakapan, tanpa sesuatu yang lebih. Padahal Okke itu, menurut gue, sering sekali mempertanyakan banyak hal yang "dalemmm" banget, dan buku ini rasanya, semakin mengenal Okke, tuntutan gue ama dia tambah banyak. Buku ini memang ringan banget. Bisa dibaca dengan sangat cepat. Tipis banget kok. Membacanya, seperti mendengar Okke bercerita. Sayangnya, gue merasa, karakter Diandra itu kurang dieksplor lebih dalam. Banyak karakter lain yang juga jadi kayak cuman lewat. Percakapan demi percakapan, tanpa sesuatu yang lebih. Padahal Okke itu, menurut gue, sering sekali mempertanyakan banyak hal yang "dalemmm" banget, dan buku ini punya potensi itu. Apa dikejer deadline (atau dikejar perjalanan, kke?). Apapun itu, jempol buat Okke. Buku pertama elu udah keluar, bukan kerja rame-rame, bukan adaptasi. Dan tetep semangat... ditunggu banget buku-buku selanjutnya


Desy rated it:
09/20/07
Read in September, 2007
Akhirnya Okke nulis sendirian! Heuheuheu... Baca buku ini serasa baca blog-nya Okke. Beberapa bagian di buku ini udah pernah gua baca di blog-nya. Tapi itu ga mengurangi keasikan gua membaca buku ini. Bagaimanapun, bisa dibilang gua ini penggemar tulisan Okke. Apa pun buku yang ditulis Okke, gua beli. Novel adaptasi Cinta Pertama sekali pun, hehehe... Well. Tokoh utama di Indonesian Idle adalah Diandra. 'Kutu loncat' yang suka pindah-pindah kerjaan. Waktu akhirnya Diandra diterima di majalah...more Akhirnya Okke nulis sendirian! Heuheuheu... Baca buku ini serasa baca blog-nya Okke. Beberapa bagian di buku ini udah pernah gua baca di blog-nya. Tapi itu ga mengurangi keasikan gua membaca buku ini. Bagaimanapun, bisa dibilang gua ini penggemar tulisan Okke. Apa pun buku yang ditulis Okke, gua beli. Novel adaptasi Cinta Pertama sekali pun, hehehe... Well. Tokoh utama di Indonesian Idle adalah Diandra. 'Kutu loncat' yang suka pindah-pindah kerjaan. Waktu akhirnya Diandra diterima di majalah wanita ibukota kenamaan, belum lagi abis masa percobaannya, dia dipecat, dong. Bukan karena kerjanya jelek, tapi karena konspirasi bos-nya. Setelah dipecat, jadi pengangguran, dong. Kadung gengsi untuk balik lagi ke kotanya -ke ibunya, Diandra memilih untuk tetap tinggal di ibukota. Pengangguran, homeless... Life is a bitch, isn't it? So, apa yang dilakukan Diandra untuk keluar dari situasinya yang keliatannya makin gawat itu? Baca aja deh, ya. Males nge-review-nya euy, hehehe

Desi rated it:
10/22/07
Read in September, 2007
Saya kasi bintang tiga, tapi bukan berarti novel ini tidak menarik untuk dibaca. Cuma karena sebenarnya cerita tentang Diandra ini sangat biasa, dan sangat mengingatkan saya dengan film The Devil Wears Prada. Tentang perjalanan Diandra yang sering berpindah pekerjaan dan akhirnya dia sampai pada titik dimana dia harus benar-benar berpikir tentang apa yang telah dilakukan, termasuk tentang perjalanan cintanya.Bagian favorit saya, adalah ketika Diandra mengatakan rela diapakan saja demi menebus ...more Saya kasi bintang tiga, tapi bukan berarti novel ini tidak menarik untuk dibaca. Cuma karena sebenarnya cerita tentang Diandra ini sangat biasa, dan sangat mengingatkan saya dengan film The Devil Wears Prada. Tentang perjalanan Diandra yang sering berpindah pekerjaan dan akhirnya dia sampai pada titik dimana dia harus benar-benar berpikir tentang apa yang telah dilakukan, termasuk tentang perjalanan cintanya.Bagian favorit saya, adalah ketika Diandra mengatakan rela diapakan saja demi menebus kesalahan pada sang sahabat. Jawaban sang sahabat "kamu mau melakukan apa saja bukan ingin membuatku lebih baik, tapi hanya karena kau menginginkan dirimu merasa lebih baik!" sungguh menawan saya:).

Siska rated it:
09/12/07
Read in September, 2007
jangan sering-sering pindah kerja .. alias jadi kutu loncat jangan seperti Diandra yang baru beberapa bulan kerja, langsung pindah kerja, karena berbagai macam alasan (gak cocok sama atasan, rekan kerja, ritme kerja dll), walau di pekerjaannya yg terakhir dia dipecat oleh atasannya. pindah kerja lagi? ... kemungkinan besar akan menemukan hal yang sama, inilah hidup. dan nampaknya Diandra sudah belajar tentang itu

Eka rated it:
11/26/07
Read in November, 2007
ini buku pertama yg gw beli dengan duit gajian pertama,,ahaha,,penting banget!!! hmm,,jujur, berhubung gw suka banget baca blog ny mbak okke, ekspektasi gw terhadap buku ini agak berlebih. Cara mbak okke bercerita tetep oke kok, cuman dr segi cerita kurang bikin penasaran kali ya. Ya begitulah, tapi aku tetep setia sama sepatu merah!!!hehe..

Ferina rated it:
09/03/07
Read in September, 2007
Novel ini asyik banget buat temen sore-sore. Ringan… lancar… ada ‘something’nya tapi gak berat. Pelajarannya: jangan jadi kutu loncat… ini nih yang selalu diingetin sama dosen dan senior gue waktu kuliah… karena emang gak bagus buat di CV.

Andrea rated it:
03/26/08
ah ini dia another snack ringan buat di toilet nothing special, cerita simpel, gampang diterima, menghibur. quite OK lah buat debut novel pertama nya okke, but i think she could've done more. tulisan2 di blognya lebih seru :)

Itong rated it:
01/10/08
ini mengingatkan tentang orang kalo sombong bisa dapet balesannya juga...bagus...mengajarkan g perlu ngotot masuk suatu kelompok pertemanan kalo mmg g cocok, biar g maksa...coz masi banyak orang meksooo, heran ya ko betah harus pretend

Arletta rated it:
09/06/07
Read in September, 2007 recommends it for: jakartaisme
lucu... ringan, dan memberi pandangan baru. keren banget lah...nggak bosenin. cerita nya ngalir tanpa dibikin-bikin.. jadi berasa kesindir, secara gue juga rada kutu loncat...xixixixi

Yessi rated it:
10/09/07
Read in October, 2007
gw suka ney buku... Diandra yang kutu loncat yang akhirnya jadi idle.. but finally she find what she really want become a teacher? asik juga kali yaa..:)

Ndy rated it:
03/05/08
Haha..lucu, tp kayanya background tempat diandra kerja sounds familiar for me? ;p Kepikiran utk kerja di warnet unik juga, pokoknya ringan & sehari2 bgt.
Like this review? yes add a comment

Ketsia rated it:
10/05/07
Read in September, 2007
ceritanya simple dan gak terlalu istimewa..yah, lumayanlah buat dibaca dikala senggang..tapi beneran kagak ada kesan mendalam...sorry!!


Nadia rated it:
04/14/08 books
read in March, 2008
Everythings in your life is totally unpredictable. One day u can be the boss and on the next day u can be a slave.

Anggie rated it:
10/10/07
i dont know..tp aku terlalu sering baca serial chicklit yg isinya mirip ma itu...jadi dech...biasa aj...

Maria rated it:
02/04/08
recommends it for: harmeilady, margaretta
Ringan & menghibur...Reminds u that u're not the only one facing the 'quarterlife crisis' hehehe....:p


Kana rated it:
10/07/07
Read in October, 2007
life's a bitch. but we can be more bitchy than life if we want to!

Priska rated it:
03/18/08
kehidupan jakarta memang keras!! hehe

eureek4! rated it:
09/27/07
Read in October, 2007
seems an easy-reading one.and it is.

sumber : http://www.goodreads.com/book/show/1826191.Indonesian_Idle

Jumat, 30 Mei 2008

Istoria da Paz @ Pikiran Rakyat



Perjalanan Perempuan Putus Cinta

Judul Buku: Istoria da Paz, Perempuan dalam Perjalanan
Penulis: Okke ’sepatumerah’
Tebal: 206 halaman
Penerbit: Gagas Media, 2008

Banyak orang yang menganggap kalau putus cinta itu membuat dirinya menjadi orang yang paling menderita di seluruh dunia. Putus cinta dianggap sebagai hal yang paling menakutkan, karena kehilangan seseorang yang dicintai bakal bikin hidup sengsara. Itu pula yang dirasakan perempuan bernama Damai Priscilla, yang baru aja mengakhiri hubungannya dengan Jambrong alias Enrico Stephanus.

But life goes on, right? Meski ngerasa nelangsa, Damai yang bekerja sebagai editor di sebuah perusahaan penerbitan buku, harus menjalani kehidupannya juga pekerjaannya secara profesional. FYI, Damai putus dengan Jambrong gara-gara pacarnya itu selingkuh dengan Arimbi Pramuditha, perempuan yang naskah tulisannya harus diedit oleh Damai.

Untungnya, bos Damai punya satu cara jitu yang nantinya bisa menyembuhkan luka di hati Damai. Pergi ke Kupang melakukan riset untuk bahan tulisan yang akan segera diterbitkan oleh penerbit Codex, tempatnya bekerja. Di daerah Timor Leste, yang berjarak satu jam dari Kupang, Damai bertemu dengan Dionysius Alexander, pengurus sekolah Damai –sekolah untuk anak-anak Timor Leste yang kurang mampu. Dari seorang Dion, Damai belajar untuk lebih menghargai apa yang telah ia dapat, bukannya terus-terusan berkubang dalam kesedihan karena ditinggal pacar.

Kalimat demi kalimat yang dituturkan Mbak Okke ini emang bikin yang baca keenakan. Enak karena tulisannya menyenangkan untuk dibaca. Perjalanan hidup Damai, bikin pembaca yang ngerasa kisah hidupnya setali tiga uang dengan tokoh di buku ini (mungkin) akan merasa lebih kuat dan bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya enggak pernah terlintas dalam benak dan pikiran kita. ***

tisha_belia@yahoo.com

diambil dari : http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=16312

Rabu, 09 April 2008

Istoria da Paz @ Koencoro

Akhirnya terbaca juga buku Okke ini: Istoria da Paz. Buku ini udah beberapa minggu dibeli, tapi lupa dibaca terus. Dan berbeda dengan buku2 sebelumnya, aku merasa yang ini Okke banget. Ntah kenapa aku merasa karakter Damai a.k.a. Bu Guru Bunga ini mirip Okke. Nggak heran sih. Aku juga kadang membayangkan tokoh Tomas di Unbearable Lightness of Being mirip Kundera :).

Bukunya 200 halaman, dengan ukuran saku. Bisa dibaca sambil pusing dalam 1 jam lebih sedikit. Bahasa sang penulis kebetulan tepat sama dengan kecepatan baca optimalku. Tak berbunga, pintar memilih kata yang singkat dan tepat, tapi juga tak pelit ekspresi. Kalau semua buku kayak gini, boros. Cepat habis uang buat beli buku baru lagi.

Kalau Ayu Utami dulu jadi salah satu pelopor dengan novel yang mengandung komunikasi e-mail; Okke melanjutkan tradisi itu dengan novel yang mengandung komunikasi via blog. Plus media online lain. Tokoh Damai dilontarkan dengan suatu alasan (buat aku alasannya nggak penting) ke tempat favorit penulis: Timor. Bukan di Timor Lorosae, tapi di kawasan pengungsi. Ketemu tokoh Dion, sarjana idealis yang memilih bekerja membantu kaum tak terbantu. Dan Abitu, makhluk kecil usil paling jail di dunia. Tokoh2 ditampilkan biasa saja, manusiawi, dengan relasi yang manusiawi tapi hangat. Ya, ada sih adegan Damai harus mengejar2 babi, atau ikut membubarkan kelas untuk mengejar kambing, yang berakhir dengan dirinya dikejar2 kambing sampai jatuh berulang ke semak berduri. Relasi manusiawi yang biasa2 tapi hangat ini sering tertangkap di buku If Only They Could Talk punya Herriot (tapi kelihatannya tak cukup tertangkap oleh Andrea Hirata yang juga penggemar Herriot). Tanpa aliran mengklimaks yang tertulis. Kita dibiarkan meluncurkan sebagian cerita oleh kita sendiri, dalam hati kita sendiri. Dan tamat secara menarik; saat tokoh Damai mendadak menemukan jiwa yang lain dalam dirinya.

Okke, makasih ya. Bukunya keren.

diambil dari : http://kun.co.ro/2008/04/02/istoria-da-paz/

Kamis, 27 Maret 2008

Istoria da Paz @ Goodreads.com

Mila :
"putus adalah hal yang menyakitkan bagi setiap otrang, termasuk Damai Priscilla, seorang editor yang bekerja di sebuah penerbitan. Dalam keadaan sangat hancur ia mendapat tugas untuk membukukan kisah seorang guru 'Sekolah Damai', sebuah sekolah alternatif bagi anak-anak pengungsi Timor Leste yang berada di camp pengungsian Timor Barat....."

Well sebenernya alasan gw beli buku ini karena tertarik dengan penulisnya dan judulnya... setahu gw penulis yang satu ini tulisannya selalu menarik untuk dibaca... dan gw ga salah.. bukunya kali ini sangat asyik untuk dibaca, temanya cukup ringan tetapi penyampaiannya mendalam.....

Bubbleteagirls:
baru baca buku ini setelah hampir tiga minggu saya beli dan tergeletak di rak buku saja..saya pikir akan membosankan baca buku ini tetapi tetap saya beli juga.
ternyata buku ini memuat
cerita yang menarik untuk sebuah perjalanan tugas sekaligus proses melupakan seseorang...sayangnya okke menuliskan kehidupan damai yang sebenarnya tidak sesuai dengan norma masyarakat walaupun pada kenyataannya banyak terjadi di sekitar kita. yang didapat dari buku ini adalah ketika kita berusaha melupakan seseorang disaat itulah sebenarnya kita tidak bisa melupakan orang tersebut...

Eka:
I like this book. Great story that is told in simple way. Inspire me, more, to do the life-changing journey. Ada kutipan yang sangat klasik, tapi sangat benar: "Kalau kamu bisa bersyukur dengan apa yang kamu punya, bahagia itu akan menyusul."
Nice book Mbak Okke =)

sumber :
http://www.goodreads.com/book/show/2945267.Istoria_da_Paz_Perempuan_dalam_Perjalanan

Selasa, 25 Maret 2008

Indonesian Idle @ Ancha Anwar's multiply.

Sebuah Novel baru bisa dikatakan sukses ketika berhasil "memaksa" pembacanya untuk terus membaca lembar demi lembar sampai akhir dan kemudian meletakkannya dengan senyum puas. Hal ini saya alami ketika membaca novel Indonesian Idle. Saya suka bahasanya yang simple, lugas dan realistis. We dont have to think much karena gaya bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari banget dan ga ada istilah asing yang membuat kita mengerutkan dahi. Jadi novel ini bisa saya selesaikan dengan sangat cepat tanpa pernah meletakkannya atau meninggalkannya...

Diandra Adriani, Gadis cantik, lincah dan cerdas tapi keras kepala dan plin plan. terutama jika mengenai pekerjaan. Dia paling cepat bosan akan pekerjaan yang dijalaninya. Paling bertahan 6 bulan. Walhasil dia menjadi kutu loncat dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Hingga akhirnya dia hinggap di FEMME, salah satu majalah terkemuka di tanah air. Tapi apa yang diimpikannya bertolak belakang dengan kenyataan. Ke-bonafid-an sebuah kerjaan belum menjamin kenyamanan dalam bekerja. Dia tidak enjoy hingga akhirnya dia dipecat karena konspirasi yang melibatkan dan menyudutkan dia. Jakarta banget kannnnn??
Mulai lah dia menjadi pengangguran. Dia berbohong ke ibunya karena Ibunya sangat bangga melihat anaknya bekerja di FEMME. Perjuangan mendapatkan pekerjaan yang sesungguhnya diinginkan pun mulai. Pekerjaan demi pekerjaan dia jalani sebelum menemui pekerjaan idolanya.

Kisah persahabatan dan percintaannya hanya menjadi bumbu cerita ini. Tidak ditonjolkan banget. Unik dan cukup mengecoh pembacanya. Secara saya udah nebak, pasti endingnya seperti ini, ternyata salah total. Great!!!

Dengan menggunakan alur maju, ceritanya mengalir lancar. Tanpa sadar novel dengan tebal halaman 241 lembar habis terselesaikan dengan cepat.
Lumayan menjadi bacaan yang ringan tapi berisi.

sumber: Ancha Anwar's multiply

Indonesian Idle @ Tehsusupanas

Indonesian Idle adalah sebuah judul novel dari okke “sepatumerah”, gua tahu tentang novel ini waktu gua nyasar ke blog si pengarang yang judulnya sepatu merah (http://blog.sepatumerah.net/), blog yang sekarang menjadi salah satu blog favorit gua.

Kemarin waktu gua pulang ke Jakarta yang macet dan berdebu, gua menyempatkan diri mencari novel ini di Gramedia, dan sialnya waktu itu ada novel Sitta Karina baru. Akhirnya setelah berdebat lama dengan diri sendiri gua memutuskan untuk membeli Indonesian Idle dan I swear itu bukan karena harga bukunya yang lebih murah.

Beginilah summary bukunya,

Life’s a bitch. Indeed.

Diandra Adriani, 23 tahun, merasakannya. Setelah sekian lama menjadi kutu loncat, berganti pekerjaan setiap merasa bosan, ia harus menerima kenyataan pahit yang bikin hidupnya jungkir balik. Boss-nya yang bagai monster memecat Diandra dari posisinya sebagai staf artistik Femme, sebuah majalah perempuan prestisius ibukota. Sejak saat itu ia berada dalam keadaan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya: menjadi pengangguran dan susah mendapatkan pekerjaan.

Cukup?

Tentu belum. Karena kebodohannya, Diandra masih harus menghadapi berbagai permasalahan dalam persahabatan dan percintaan. Pokoknya, semua serba rumit.

So, gimana Diandra menyelamatkan kehidupannya?

Kalau gua kasih bintang buku ini layak dapat 3 dari 5, alur ceritanya nggak bertele-tele dan realistis, namun jangan mengharapkan sesuatu yang terlalu spesial, the story is simply about a woman’s life in her 20’s.

Gua merasa novel ini fresh banget, yang secara gamblang memberi garis besar kehidupan cewek single di kota besar. Pada kenyataannya tidak semua cewek bisa punya prince charming dan perfect job. Kita juga butuh waktu untuk tahu apa yang benar-benar kita mau dalam hidup ini, jadi gua rasa nggak ada salahnya menjadi ‘kutu loncat’ dalam proses pencariannya daripada kita terjebak seumur hidup.

Tidak ada cerita cinderella di novel ini, yang ada cuma bitter fact tentang hidup yang tidak selalu berjalan mulus. Kebohongan yang dibuat Diandra karena takut dengan reaksi ibunya, pelecehan di tempat kerja, pertengkaran dengan sahabat, dan jatuh cinta pada orang yang salah. Kita semua pernah mengalami itu, we all make mistakes and life sucks sometimes, tapi pada akhirnya kita sadar kalau itulah yang namanya hidup. Kita belajar dari kesalahan kita dan kembali melanjutkan hidup.

Diambil dari : teh susu panas.

Indonesian Idle @ Cempluk's blog

Lusa lalu, cempluk bergegas hunting sebuah novel pada salah satu toko buku berlogo segitiga biru. Entah kenapa aku ingin sekali bermalas malasan dengan membaca novel. Libur semester ini membuat ku berkeinginan di alam bawah sadar ku untuk membaca novel serta membuat tulisan pengalaman pribadi ku.

Hmm..beragam novel membuat penglihatan ku naik turun rak buku.”Pilih mana yah?”, gumamku. Sebel juga ketika mengamati setiap buku di gunung agung selalu diselimuti plastik bening. Membuat si pengunjung agar beli bukan membaca di tempat. Akhir nya, tatapan mataku tertuju dengan novel bercover putih gambar wanita karier membawa tas kerja. “Indonesia Idle yang berarti orang Indonesia menganggur”, begitu judul yang terpampang pada tulisan Okke Sepatumerah. Langsung cempluk menyambar buku tersebut dan membayar nya ke kasir.


Sesampai rumah, lembar demi lembar kubaca novel tersebut. Novel tersebut sarat akan pengalaman yang bisa kita renungi. Sosok Diandra Adriani, lulusan DKV Universitas Taruna Bangsa Bandung, tiba tiba resign dari Radio Otomotif Club FM. Padahal belum 6 bulan dia bekerja disana dengan alasan bosan dengan pekerjaan. Kerja di Club FM bukan yang pertama dia jalani, berkali kali dia keluar masuk dari tempat kerja satu ke yang lain dengan alasan sama. Hingga sang ibu Diandra mewanti wanti adakalanya kamu bisa enak nya keluar masuk kerja, namun apabila kamu gak keterima kerja setelah kamu resign. “Nganggur, nak”, si ibu berseru kembali. Namun dewi fortuna ada di pihak Diandra, dirinya mendapati telepon dari HRD Femme Indonesia setelah resign dari Cluf FM, hingga dirinya meyakinkan sang ibu tuk menjajal hal baru kerja di Jakarta. Sang Ibu kembali mempercayai sang Diandra. Pekerjaan Diandra pun berjalan seperti biasa di tempat baru majalah tenar metropilis Femme, hingga dia bertemu dengan Tere teman kerja satu divisi dengan nya. Hingga datang sebuah bulan evaluasi bagi para junior di bulan pertama, dengan langkah gontai Diandra menuju ruang wakil Pimred ibu Myrna, sesampai di ruangannya nampak pula Kepala Divis Artistik dimana Diandra mendapati jobdes nya. Dari evaluasi tersebut, didapat berbagai kesalahan tipografi, ilustrasi, grafis majalah yang salah. Kemarahan kedua monster tersebut menyeret Diandra kepada ujung jurang “aku dipecat”.

Bab Indonesian Idle merupakan halaman tengah dari buku ini yang menceritakan anak manusia Indonesia fresh graduate menganggur. Namun Diandra pantang menyerah tuk mencari pekerjaan. Karena dirinya takut pulang menemui ibu nya, maka Diandra memutuskan mencari pekerjaan tanpa ijazah. Hingga dia menemukan sebuah lowongan menjadi operator warnet. Disinilah pembaca dibuat bingung akan manusia Indonesia lulusan S1 menjadi operator warnet.

Tak sampai disini, Diandra terjebak dengan dirinya yang kepergok berciuman dengan pacar Tere si Christoper. Amukan, tangisan, dendam menghinggapi diri Diandra. Dan dia pulang ke Bandung lagi menemui ibu nya satu satu nya orang tua nya yang mana ayah nya pilot telah meninggal saat ada nya kecelakaan pesawat. Keluh kesah Diandra terganti kan dengan pelukan sayang seorang ibu.

Cerita dari novel ini ditutup dengan Diandra menjadi seorang guru art desainer di Nusantara International School dan dirinya mendapati email dari Tere mengenai kabar nya sekarang yang telah resign dari majalah Femme dan pindah ke Bali.

Tebal halaman Indonesia Idle ini berjumlah 241 halaman yang terdiri Judul novel, ulasan hak cipta, ucapan terima kasih penulis, kemudian inti cerita. Selesai juga kubaca pada hari kedua setelah kubeli novel ini.

Pendapat cempluk mengenai novel ini, ada lucu nya, kasih ibu yang besar terhadap anak, ada sifat keras kepala dari pemain utama, membuat pembaca larut sedih pas adegan Diandra pulang bandung dan pamit Tere saat kepergok ciuman dengan Chistopter.

Two Thumbs for this novel !!!

diambil dari : http://andibagus.com/2008/01/23/indonesian-idle/

Quick Review Indonesian Idle @ TheLoebizz

cerita seorang wanita muda yg akhirnya terjebak di situasi dimana keberuntungannya dlm bergonta-ganti pekerjaan berubah menjadi kepasrahan mencari pekerjaan apapun dgn label halal…

what i say :

bikin gw gergetan ngeliat tingkah si pelaku utama yg sangat menjunjung tinggi tingkat ke-gengsi-annya..yg akhirnya jd senjata makan tanaman de…alur critanya bagus..cuma bisa ditebak endingnya spt apa…semoga novel beliau berikutnya bisa lebih asik lg dlm menuturkan crita…

sumber : http://theloebizz.wordpress.com/2008/02/21/quick-review/

Indonesian Idle @ estyamilla

Diandra Adriani, cewek asal Bandung berusia 23 tahun lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas taruna Bangsa. Dijuluki kutu loncat oleh ibunya sendiri karena sejak lulus kuliah dia sering banget pindah kerja dengan alasan yang kurang masuk akal, karna bosan.
Setelah keluar dari Club FM, Diandra diterima sebagai staf artistik sebuah majalah perempuan prestisius ibukota. Femme. Namun belum genap masa trainingnya, Diandra terdepak dari divisi artistik majalah Femme, akibat ulah pimpinan yang kurang menyukainya. Walaupun pada akhirnya pemred majalah tersebut memanggilnya kembali, Diandra merasa gengsi telah diperlakukan semena-mena. Hingga akhirnya dia mendaftarkan diri sebagai operator warnet. Dan dilecehkan oleh atasannya. Yang kemudian membuat dia tidak tahan dan terpaksa keluar.
Seorang atasan menawarkan pekerjaan sebagai guru les menggambar anak perempuannya. Atasannya ini adalah seorang duda yang kemudian menjadi pacar sahabatnya. Namun pada akhirnya mantan istrinya memecat dia sebagai guru les menggambar karena Diandra dinilai tidak dapat mengajar dengan baik. Suatu hari Diandra terlibat skandal antara sahabat dan pacarnya. Karna merasa tidak enak hati pada sahabatnya, Diandra memutuskan kembali ke Bandung dan mengakui segala kebohongan pada ibunya.
Ending dari novel ini adalah Diandra mendaftarkan diri di Nusantara International School. Dan diterima sebagai art teacher. Ternyata anak perempuan atasannya dulu juga bersekolah di sana.

sumber : http://estyamilla.multiply.com/reviews/item/3

Indonesian Idle @ Bellalang Kupu-Kupu

Minggu ini di kelas selalu dipenuhi dengan tugas-tugas busuk seperti membuat review, kritik dan essai sastra. Habis ide gw untuk mengorek karya siapa lagi. Secara buku yang gw baca masih sedikit dan kacangan. Film-film yang gw tonton barubaru ini cuma Jumper. Oke secara gw sangat ingin masuk jurnalistik maka dengan penuh kesotoyan, gw pun mencoba me-review sebuah novel.
Indonesian Idle - Okke 'sepatumerah'

Novel ini mengisahkan seorang gadis yang tinggal di Bandung bernama Diandra. Semenjak lulus kuliah dia selalu berpindah-pindah pekerjaan. Sayangnya saat dia mencoba mengadu nasib di Jakarta sebagai staf artistik junior di sebuah majalah ternama, dirinya harus dihadapkan dengan kenyataan pahit. Baru kali ini dia dipecat. Lalu ternyata masalah tidak berhenti sampai di situ saja, Diandra harus menghadapi masalah persahabatan dan percintaan.
Kalo diliat dari potongan ceritanya, novel ini terkesan biasa. Biasa banget! Gaya penceritaannya 'kentang' jadi pembaca gak dapet feelnya. Sangat disayangkan.
Pemilihan sudut pandang orang pertama pun masih 'kentang' bahkan agak membingungkan. Mungkin penulis pengen mencoba membuat cerita bertemakan sederhana tapi dengan konsep yang belom matang. Kan gak enak 'kentang'nya belom matang. Hahahaha
Walau begitu kelebihan buku ini adalah cara penulis mendeskripsikan situasi perkantoran dan juga suasan kota Bandung. Sejelek-jeleknya tetep ada nilai positifnya dong.

sumber : http://bellalangkupukupu.blogspot.com/2008/03/indonesia-idle.html

Indonesian Idle @ Sugar and Spice and Everything Nice

Membaca novel kesekian dari Okke Sepatumerah terasa familiar, terutama bagi mereka yang pernah kehilangan pekerjaan pertamanya dengan cara yang tidak menyenangkan. Dipecat. Dipecat karena alasan yang aneh bin ajaib, ditelikung teman sekerja, atau dimanipulasi tenaga-hati-dan pikirannya.

Yeah, I’ve been there done that, too. But, anywayyy… tersebutlah seorang cewek bernama Diandra Andriani, usia awal 20-an, sedang meniti karir sebagai kutu loncat profesional. Anywayyy kuadrat, akhirnya Diandra menginsyafkan diri jadi kutu loncat dan berjanji setia menjadi pekerja yang baik di sebuah majalah perempuan berskala nasional. Ibunya yang sedih melihat anak semata wayangnya pindah-pindah kerja melulu, menjadi bahagia. Apalagi ia bisa sedikit menyombongkan tempat kerja anaknya kepada teman dan keluarga tanpa membuat kening mereka mengerut.

Niat saja ternyata tidak cukup. Bekerja keras rupanya juga masih kurang. Hanya persekongkolan jahat saja yang akhirnya mendepak Diandra kembali ke rimba para pengangguran yang jumlahnya tidak terampuni itu.

Karena tidak ingin mengecewakan sang ibu, Diandra memilih bertahan di Jakarta daripada pulang ke Bandung dengan bekerja sebagai operator warnet. Lagi kesialan menghampirinya. Diandra harus menghadapi bosnya yang mesum. Setelah menerima honornya selama satu bulan, ia pun cabut.

Keadaan sedikit membaik tatkala Diandra menerima pekerjaan sebagai guru les menggambar bagi anak pacar sahabatnya. Untungnya, si pemberi kerja adalah orang yang baik pun si anak yang diajarnya.

Sampai di sini kita ternyata belum bisa menarik nafas bahagia buat sang tokoh, Karena Diandra terlibat main api sesaat dengan pacar sahabatnya itu!!! Nelangsa, pastinya. Tidak ada pekerjaan. Tidak ada persahabatan. Inilah saat di mana ia harus menghadapi realita, when enough is enough. Ia pun memutuskan pulang ke rumah ibu.


Jadi beginilah, untuk saat ini, dunia kecilku-klau mau diibaratkan hypermart lagi-cukup lengkap dengan kekacauan: dipecat dari perusahaan besar, bekerja menjadi penjaga warnet, mengalami pelecehan seksual, tidak punya pekerjaan, dimarahi Amanda Wijaya, bermain api dengan pacar sahabat, dibenci sahabat, berbohong pada Ibu, sampai pada akhirnya menyerah, kalah.

Sama sekali tidak pernah terbayang aku akan mengalami semua ini. Dan yang membuatku sebal adalah, semua akibat kelakuanku sendiri.

Perasaanku sungguh tidak bisa kudefinisikan: sedih, sebal, kesal, merasa tolol dan ehm, aku benci diriku sendiri.

Agak sedikit plong rasanya ketika mobil milik Fast-Trans telah memasuki kota Bandung. Seperti yang kubilang, Bandung adalah kota yang kucintai, di sini tempatku merasa di “rumah”… (hal. 209-210)

Tepat saat membaca potongan paragraf tersebut, tidak terasa bulir-bulir air mata gw mengalir. Terasa benar penderitaan yang dialami Diandra. Di mana dengan kekerasan kepalanya ia ingin membuktikan bahwa ia bisa.

Sebagai suatu kisah yang diharapkan berakhir bahagia, Diandra pun bangkit. Yeah, life is a bitch and then you’re not dead anyway. So, buat yang masih jobless di luar sana (salah satunya elo, Git!), ini nih bacaan inspiratif selain buku Bagaimana Melamar Pekerjaan, Cara Menghadapi Wawancara Kerja, Dress for Success, dan Cosmopolitan’s Career Handbook jilid 1 dan 2.

diambil dari : sugar and spice and everything nice

Jumat, 14 Maret 2008

Istoria da Paz @ Andheena

ceritanya bagus banget.. recommended bgt deh. cerita ttg cewe... seorang editor namanya Damai yang lagi patah hati malah bukan patah lage tapi hancur berkeping2 ( ok stop it drama queen! ) yang ditugaskan untuk membukukan kisah dan aktivitas seorang guru 'Sekolah Damai'.
Sekolah Damai ini merupakan seolah alternatif bagi anak2 pengungsi Timor Leste yang berada di camp pengungsian Timor Barat. Nah di buku ini dikisahkan gimana seorang cewe kota yg sedang hancur tiba2 harus berangkat jauh untuk meliput orang, daerah dan suasana yang benar2 asing baginya.
Tapi ternyata dengan 2 minggu disana tanpa ia sadari ia sudah mengubah sudut pandangnya tentang kehidupan. Mendengar cerita2 tragis tentang kehilangan dari anak2 sekolah damai termasuk kisah tragis kehilangan dari sang guru sekolah damai, udah buad cewe ini ngerasa jauh lebih beruntung.
Dah buad cewe ini sadar ternyata masi banyak yg lebih malang dari dia. dan yang pasti da buad cewe ini berangsur2 bangkit dari keterpurukannya.

keren euy. pas gw baca buku ini kok gw tiba2 pengen ke Timor Leste yak. pengen ngerasain gmana hidup dsana. jauh dari hiruk pikuk kota.
kisah2 sederhana dari beberapa anak sekolah damai itu dah gugah hati gw. sederhana, polos, lugu, tapi nyiratin arti yang suprisingly buad gw termenung.

di sampul belakang novel ini ada quote2 dari percakapan tokoh2 di novel ini :

Masyarakat belum bisa terima perbedaan nilai. Berhubung yang umum dalam masyarakat adalah menikah, maka buat orang yang belum menikah atau bahkan memutuskan untuk tidah menikah akan dianggap aneh. Maka beramai-ramailah mereka mempercayai bahwa mereka normal jika menikah.

iya juga yaa.. bukan berarti gw ga pengen nikah ato gmna.. cuma at least nikah tuww ya bener2 kan pengen nikah. bukan karna supaya keliatan normal...fufufufufufu

Kenyamanan ini membuat kita berhenti mencari, padahal proses pencarian itu belom selesai.

yang ini bener2 buad gw tertohok.. karna gw sendiri kadang suka menyalahkan perubahan2 karna gw ngerasa udah nyaman tanpa perubahan itu. oke.. tryin 2 fix it. selamat datang perubahan!

Well, mungkin perjalanan dan pertemuan dengan orang plus suasana baru bisa membantu lo menata hati.

emang siyy suka nervous klo mo ketemu ma org baru or suasana baru. kira2 mereka bakal suka ma kita gak yaa..gtu kan.. tapi itu hal yg manusiawi bgt. mo masuk SD, SMP, SMA, Kuliah bahkan kerja juga kyk gtu kan. tapi setelah masa itu berlalu kita bisa have fun kan.
suasana baru bisa buad kita lebih 'kaya'.

Jalan Hidup manusia itu seperti garis, walaupun tidak lurus. Suatu saat mungkin terjadi persilangan, pepotongan atau persentuhan antar garis jalan hidup masing2.


hmmm... bener juga kan... kira2 sapa yaa yg bakal bersinggungan jalan hidupnya ma gw... fufuufufufufu

overall bukunya bagus... two thumbs up.


entri an blog berikutnya gw bakal quote beberapa dari novel tersbut...

abis bagus siiiyyy..

Jumat, 29 Februari 2008

Istoria da Paz @ Ani's Blog

Ini adalah novel Okke “sepatumerah” pertama yang kubaca, cetakan pertama di tahun 2008 dan bertebal 208 halaman. Menceritakan kehidupan seorang Damai Priscillia, seorang editor dari sebuah perusahaan penerbitan. Kehidupan Damai baik-baik saja sampai dia menemukan bahwa teman hidup bersamanya, si Jambrong yang selama ini menderita gamophobia (fobia pada pernikahan) telah berselingkuh dengan Arimbi, seseorang yang sedang menyusun novel di mana Damai yang menjadi editornya. Dunia sungguh sempit ternyata.

Okke menggambarkan betapa sakitnya hati perempuan yang dikhianati dengan kata-kata dan kiasan yang pas. Damai merasakan kepedihan yang luar biasa dalam, kesepian menjadi benda yang berduri tajam, menyakiti hati, jiwa dan tubuh. Bagaimanapun toh hidup harus terus berlanjut. Dalam keadaan demikian Damai mendapat tugas dari perusahaan tempat dia bekerja untuk melakukan sebuah perjalanan tugas riset untuk membukukan kisah tentang Sekolah Damai, sebuah sekolah camp pengungsi Timor Leste (kebetulan kok namanya sama ya dengan tokoh di novel ini) milik Dionysius Alexander yang terletak sekitar 1 jam perjalanan dari Kupang.

Dionysius Alexander adalah seorang lulusan Universitas Negeri Indonesia yang lebih memilih untuk meninggalkan kota besar untuk berada di tengah-tengah anak-anak pasca- konflik dan memikirkan pendidikan mereka.

Dalam perjalanan liputannya inilah, Damai dan kita sebagai pembaca diajak untuk melihat sisi bumi yang lain, yang sangat berbeda dengan yang kita lihat sehari-hari. Bumi yang masih jauh dari modernisasi. Rumah-rumah di sana menyerupai gubuk beratap daun lontar dan berdinding bebak (potongan pelepah batang lontar).

Jangan pernah bayangkan bahwa sekolah mereka memiliki gedung. Tidak. Sekolah mereka beratap langit, berlantai rumput dan berdinding angin sepoi atau angin kencang. Tidak ada bangku dan meja. Mereka terbiasa menjalankan aktivitas di sebuah lapangan rumput yang sangat luas. Anak-anak duduk membentuk lingkaran dan guru duduk di tengah-tengah untuk memberikan pelajaran, membantu mengerjakan pe-er ataupun mendongeng. Di situlah mereka belajar tentang nilai-nilai kebersamaan dan saling menghargai.
Setiap hari Damai selalu mengikuti kegiatan yang dilakukan Dion sehingga diapun juga mulai mengenal warga di sana satu persatu. Setiap keluarga memiliki cerita yang berbeda dari kejadian yang sama. Mereka adalah orang-orang yang tegar. Bayangkan apabila kita terpaksa meninggalkan lingkungan kita yang nyaman dengan hanya membawa baju, uang serta peralatan rumah tangga seadanya? Lalu dipaksa untuk tinggal di tempat yang kondisinya sungguh buruk. Bayangkan pula, apa rasanya kalau keluarga kita tercerai berai dan sampai sekarang kita masih mencari anggota keluarga yang entah tak tahu di mana rimbanya.

Dalam kesibukannya, sesekali Damai teringat pada Jambrong, tapi dia berusaha keras untuk menghapus bayangan Jambrong walau sesekali masih merindukannya.Bersama Dion dan anak-anak pengungsi setiap hari membuat Damai banyak belajar tentang kehidupan, tentang kebahagiaan. Seperti kata Dion, bahagia itu tidak perlu dicari, karena dia memang telah ada, di depan mata kita sendiri. Bisa saja hanya dengan mengubah sudut pandang kehidupan, bahagia yang tadinya tidak kelihatan, jadi terlihat jelas. Dan kunci kebahagiaan adalah hati yang bersyukur. Kalau kita bersyukur dengan apa yang kita punya, maka bahagia akan menyusul.Tiba saatnya Damai harus kembali ke Jakarta. Ketika beberapa bulan kemudian buku yang berjudul Sekolah Damai: Asa Bagi Anak-anak Pengungsi di launch, Dion berkesempatan ke Jakarta dan bertemu kembali dengan Damai.Ternyata banyak sekali orang yang peduli dengan sekolah Damai dan Dion mendapatkan beasiswa untuk sekolah keluar negeri demi mempelajari masalah social work.

Sementara itu Damai mengikuti kata hatinya, melepas Jambrong dari hatinya, resign dari perusahaan penerbitan dan kembali ke Kupang, mengajar anak-anak pengungsi menggantikan Dion.

Yach, perjalanannya ke Kupang dahulu telah mengubah sudut pandangnya tentang kehidupan dan tempat itu telah mencuri hatinya.

sumber: http://anied.blogspot.com/2008/02/istoria-da-paz-perempuan-dalam.html

Minggu, 10 Februari 2008

Istoria da Paz @ Issana’s Blogdrive

Istoria Da Paz, Perempuan dalam Perjalanan tulisannya Okke "SepatuMerah". Kalo dari cara nulis sih aku emang suka baca blognya SepatuMerah, jadi otomatis suka juga sama novelnya. Kovernya sangat eye-catchy, kuning gitu loh… Dibelakang buku Istoria Da Paz ini, ada quote penting dari tokoh-tokoh dalam bukunya. Pertama pas beli, biasa de liat2 belakangnya dulu… kirain praise untuk buku ato penulisnya, ternyata bukan.

Ceritanya sederhana, tipikal aktivitas orang sehari-hari gitu.. dimulai dari Arimbi di hari Minggu, kejutan tidak menyenangkan, sekolah damai, hati yang berantakan, menata hati, perjalanan ke timur, selamat pagi bu guru bunga, tentang kehilangan, belajar memaafkan… sampai pada kesimpulannya HIDUP ITU ANEH. Betapa hal-hal kecil selalu bisa jadi pelajaran buat kita, dan hal-hal yang kita anggap besar sebenernya belom tentu berarti apa-apa. Apalagi kalo ngomongin patah hati yaaa… kayaknya kita uda berasa jadi orang paling menderita sedunia. Padahal kalo dibandingin kesedihan orang-orang yang kehilangan orang tua gara-gara bencana alam misalnya, patah hati relatif jauh lebih ringan de. Okke SepatuMerah tau banget caranya menyiratkan pesan ini di bukunya…

Uhmm… kalo dijadiin film, I wonder de siapa yang bakalan jadi Dion-nya. Yummy, hahaha…

sumber: http://benvenuti.blogdrive.com/

Istoria da Paz @ Monique’s Multiply

Interesting book, i think.

Adalah seorang Damai-wanita dengan profesi editor yang memutuskan keluar dari rumah ayahnya, karena merasa tidak diperhatikan dan tinggal bersama dengan kekasihnya. kehidupan Damai berjalan sangat membahagiakan sampai suatu hari dia mendapatkan kenyataan bahwa pasangannya berselingkuh ! dengan seseorang yang bisa dikatakan partner kerja sekaligus merupakan sosok sangat dibencinya. Oh, how ironic......

Tepat pada saat itu, Damai mendapatkan tugas ke Kupang utk bbrp waktu lamanya. Disana Damai 'dipertemukan' dengan seseorang dan sesuatu hal yang menurut gue adalah panggilan jiwanya....

Overall, lagi-lagi gue mengakui, gue cinta banget sama goresan tangan Okke 'sepatu merah' sang penulis...cara berceritanya tersusun rapih dengan alur yang jelas. Ada banyak pesan yang bisa kita tangkap selama membaca. Hebatnya tidak ada kesan menggurui disana. Hal serupa gue rasain ketika membaca novel solo perdananya Indonesian Idle...

Selamat membaca !!!

sumber: http://moniquemeylie.multiply.com/photos/album/12/Book_review

Sabtu, 09 Februari 2008

Istoria da Paz @ Duniamaya's Multiply

kecil, ringan, tapi 'padat' ... judulnya yang tidak biasa membuat aku tertarik mengambil dan menelurusi kalimat demi kalimat di sampul belakang.

aha ... ada 'kesamaan' denganku... kata awalnya * coba tebak hehehe *, nama tokohnya : damai * sama kan dengan namaku juga, damay :) * & inti cerita : kisah perempuan yang mengalami perjalanan mengubah sudut pandangnya tentang kehidupan.

Damai Priscilla mengikuti kata hatinya, merubah hidup dari keterpurukan menjadi semangat baru setelah 'menemukan ketentraman' selama proses tugasnya di Kupang, mengikuti keseharian Sekolah Damai dimana ada anak-anak pengungsi Timor Leste yang berada di camp pengungsian Timor Barat dan Dion, guru sekolah tersebut. kisah Sekolah Damai ia bukukan, sembari ia belajar tentang hidup, tentang kehilangan ... tentang memaafkan ... tentang saling menolong dan melengkapi... tentang merelakan... dan tentang kedamaian hati .. :)

" jalan hidup manusia itu seperti garis, walaupun tidak lurus. suatu saat mungkin terjadi persilangan, perpotongan atau persentuhan antara garis jalan hidup masing-masing "
" bahwa mengasihi bukan berarti melakukan apa yang dipikir baik oleh diri sendiri, tetapi melakukan apa yang terbaik buat orang yang dikasihi "-- 2 kalimat dari Dionysius Alexander, sang pekerja sosial --akhir kata : keren & menyentuhku ... ^_^

sumber: http://duniamaya.multiply.com/reviews/item/8

Selasa, 01 Januari 2008

Indonesian Idle @ Desay's Goodreads

rating: Gr_red_star_activeGr_red_star_activeGr_red_star_activeGr_red_star_activeGr_orange_star_unactive
Akhirnya Okke nulis sendirian! Heuheuheu...
Baca buku ini serasa baca blog-nya Okke. Beberapa bagian di buku ini udah pernah gua baca di blog-nya. Tapi itu ga mengurangi keasikan gua membaca buku ini. Bagaimanapun, bisa dibilang gua ini penggemar tulisan Okke. Apa pun buku yang ditulis Okke, gua beli. Novel adaptasi Cinta Pertama sekali pun, hehehe...

Well. Tokoh utama di Indonesian Idle adalah Diandra. 'Kutu loncat' yang suka pindah-pindah kerjaan. Waktu akhirnya Diandra diterima di majalah wanita ibukota kenamaan, belum lagi abis masa percobaannya, dia dipecat, dong. Bukan karena kerjanya jelek, tapi karena konspirasi bos-nya. Setelah dipecat, jadi pengangguran, dong. Kadung gengsi untuk balik lagi ke kotanya -ke ibunya, Diandra memilih untuk tetap tinggal di ibukota. Pengangguran, homeless... Life is a bitch, isn't it?

So, apa yang dilakukan Diandra untuk keluar dari situasinya yang keliatannya makin gawat itu? Baca aja deh, ya.

sumber : http://www.goodreads.com/review/show/6527814

Review Sitta Karina untuk Indonesian Idle

Karena saya sering membaca tulisan Okke di situs www.sepatumerah.net, saya jadi familiar dengan mood dan gaya bahasa yang ia paparkan di novel teruntuk remaja dan wanita muda ini. Uniknya, tidak seperti chick-lit kebanyakan, tema utama yang diusung di sini bukanlah percintaan, melainkan upaya aktualisasi diri yang berimbas pada relationship si tokoh utama dengan lingkungan sekitarnya (ibunya, sahabatnya, teman-teman kantor lamanya -- bahkan orangtua dari si murid lesnya!). Seru, renyah, dan segar, karena Diandra si tokoh utama tidak hanya figur stereotipe yang ‘egois' dan tidak peka; ia berusaha membantu menyelesaikan masalah orang lain walau kadang ikutan tercebur di dalamnya. Suatu pembelajaran -- dan penceritaan -- yang bagus

sumber : http://www.sittakarina.com/coolscoop/pick/thismonth.htm

Indonesian Idle @ Ferina's Book Review

Indonesian Idle
Okke ‘sepatumerah’
Gagas Media – 2007
242 Hal.

Diandra, mungkin sekilas, adalah tipe ‘pembosan’. Ia gak pernah bertahan di tempat bekerjanya lebih dari 6 bulan. Tipe-tipe ‘kutu loncat’, yang seneng cari yang baru. Alasannya: belum ketemu yang pas. Padahal sang ibu sudah berkali-kali mengingatkan untuk hati-hati, gak bagus di CV kalo keseringan pindah kerja. Tapi, itulah Diandra… mumpung masih muda, berbagai kesempatan disabetnya.

Sampai akhirnya, ia mendapatkan pekerjaan sebagai staf artistik di sebuah majalah fashion, ‘Femme’. Genggsi Diandra dan ibunya langsung naik di mata saudara-saudaranya. Maklum, ibu Diandra adalah single parent. Ayah Diandra adalah seorang pilot yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Demi pekerjaan itu, Diandra harus rela meninggalkan Bandung dan hijrah ke Jakarta.

Lingkungan kerja di ‘Femme’ dipenuhi orang-orang trendy. Semua berbicara apa yang lagi in, must have item, item to die for… sampai gosip-gosip seputar artis yang dateng ke Femme. Tapi, semua terlihat gak bersahabat bagi Diandra. Ketika berkenalan pun, Diandra merasa gak dianggap bahkan oleh sebelah mata sekalipun. Untung ada salah satu rekannya sesama staf artistik yang baik, Theresia. Bahkan, ternyata, tempat tinggal Theresia berseberangan dengan kost Diandra.

Tapi ternyata, pekerjaannya di Femme hanya bertahan sebulan. Bukan karena Diandra tidak menyukainya, meskipun punya bos seperti monster, tapi karena ada ‘politik kantor’ yang menyebabkan Diandra jadi korban. Diandra pun dipecat sebelum masa percobaannya habis. Meskipun akhirnya Diandra diminta kembali lagi, tapi demi harga diri, Diandra menolak.

Diandra akhirnya tinggal di rumah Tere. Demi ‘menyambung hidup’ di kota besar, Diandra rela bekerja sebagai penjaga warnet, tapi gara-gara mengalami pelecehan seks, Diandra keluar. Diandra ogah balik ke Bandung, karena malu ketauan ibunya. Pertama kalinya Diandra merasakan gak enaknya gak punya kerja, dan susahnya nyari kerja baru.

Lama-lama, Diandra menemukan di mana tempat yang sesuai dengannya, meskipun sempat membuat persahabatannya dengan Tere terputus. Diandra sudah mengecewakan sahabat baiknya.

Novel ini asyik banget buat temen sore-sore, sambil tidur-tiduran. Endingnya gak mengecewakan... memuaskan pembacalah... Ringan… lancar… ada ‘something’nya tapi gak berat. Pelajarannya: jangan jadi kutu loncat… ini nih yang selalu diingetin sama dosen dan senior gue waktu kuliah… karena emang gak bagus buat di CV. Hehehe..

Sumber : http://lemari-buku-ku.blogspot.com/2007/09/indonesian-idle.html

Indonesian Idle @ Ami's Multiply

Indonesian Idle Aug 31, '07 7:10 AM
for everyone
Category: Books
Genre: Entertainment
Author: okke 'sepatumerah'
Peringatan sebelum membaca: I do try to make this as fair as possible, bukan promosi [terselubung] apalagi advertorial. This is just another book that fell into my hands, dan tentunya saya sebagai pecandu yang baik [dengan sedikit dorongan dari si toto >.<] menulis what goes inside my head setelah mengkhatamkan si buku.

Oke, ceritanya [in short] adalah tentang Diandra, 23 tahun, yang terus2an ganti pekerjaan karena bosan dan akhirnya malah mengalami nasib mengenaskan, dipecat. Hell yeah dia terpukul banget, karena biasanya dialah yang memutuskan hubungan lebih dulu. Bukan diputusin. Hehe.

Anyway, si Diandra ini lalu terombang ambing antara gengsi dan butuh [balik ke si mama? tapi nanti dibilang failure lagi. tetep disini? ngga punya duit] sampai akhirnya dia menemukan jawaban sendiri.

Stop. Cukup ringkasan ceritanya. Selanjutnya, komentar si pembaca. Hmmmhh... Saya ngga terlalu terkesan dengan karya2 Okke sebelumnya. Mungkin segmentasinya bukan usia saya, lagipula. [Gila, bener banget kata pak Sahala, enakan menilai daripada membuat. Haha!] Awalnya pas baca buku yang ini juga, pikiran sok tahu sempet muncul lagi, "Ih, ini kok settingnya the devil wears prada bangett?" Tapi setelah dibaca lebih jauh, ada juga hal-hal lain yang [ehm] kena, koq.

Diandra dan ibunya punya hubungan aneh yang bikin saya inget banget sama ibu saya sendiri. Saya: belum lulus, kerja serabutan, jarang pulang ke rumah, dan ngga ada yang bisa ibu banggakan dari saya untuk diceritakan sama tetangga dan kerabat. Diandra: udah lulus, kerja serabutan, jarang pulang ke rumah, dan ngga ada yang bisa ibu banggakan dari Diandra untuk diceritakan sama tetangga dan kerabat.

Tambah lagi, Diandra dan Ibunya punya hubungan yang cuman bisa dimiliki oleh [klaim sepihak] sedikitt sekali orang di dunia. Love-hate relationship. Pas orangnya nggak ada dicari, pas baru ketemu kangen sekali, pas udah 5 menit barengan mulai berantem. Saya baru sadar, pola hubungan saya dan ibu juga miripppp sekali, seperti ini. Bahkan sebelum membaca dialog selanjutnya dari si Ibu Diandra, I can almost tell what she will said. Karena, ya itu, pola pikir ibu saya juga ngga jauh beda :p

Teruss... ending Indonesian Idle juga teringat terus. Karena original - menurut saya. Hehe. Ngga tau kenapa, tiap baca chicklit [masih jaman ngga ya istilah chicklit? :p] saya selalu merasa bisa menebak endingnya. Depannya menggoda, tengahnya cukup enak, tapi endingnya... kalo ngga dapet prince charming ya tiba2 ketemu sama cowo baru yang ngga kalah oke. Oh, okay. The author can really do better than that. Memaaang, ada beberapa yang endingnya twisted atau setidaknya berbeda dari dua pola diatas, tapi sebagian besar yang awal dan bagian tengahnya bagus, biasanya endingnya ya salah satu dari dua pola diatas. Hehe. Untungnya ending buku yang ini beda.

Dan cukup untuk bikin saya ketagihan. I wanna read more. I need to read more. [Ada yang membaca jeritan ini?! Heuheu]. Kayak nonton Grey's Anatomy, yang durasi per episodenya PAS banget buat bikin saya langsung pengen ngelanjutin ke episode berikutnya. Dan berikutnya. Dan berikutnya sampe beberapa jam kemudian. Anyway, bedanya sama serial adiktif itu, buku Indonesian Idle ini ngga ada episode dua-nya. Well, ngga tau itu hal baik apa buruk juga sih. Afterall, they did say, "Stop now when you're winning" ;o)

sumber : http://plainami.multiply.com/reviews/item/3

Indonesian Idle @ Wikimu

Rabu, 05-12-2007 11:42:37 oleh: Ira Meida
Kanal: Gaya Hidup
Indonesian Idle

Life is so unpredictable. Realita ini yang coba disampaikan Okke ‘sepatumerah” dalam novelnya Indonesian Idle. Adalah Diandra Andriani, 23 tahun, yang suka berganti-ganti pekerjaan. Bak kutu loncat, dalam dua tahun sejak lulus kuliah, Diandra melakoni 4 pekerjaan yang berbeda. Menjadi art director di Ad Agency, menjadi asisten dosen di universitas almaternya, ilustrator di sebuah penerbitan dan tim kreatif off air di sebuah radio. Satu-satunya pekerjaan yang cukup lama ia lakukan adalah menjadi guru les menggambar anak-anak teman sekantor ibunya.

Dunia Diandra tiba-tiba berubah 180 derajat, ketika secara mengejutkan Diandra dipecat persis setelah sebulan bekerja di Femme, sebuah majalah prestius di Jakarta.

Sial… sial… sial…
Argghh…
Kok aku bisa ketiban sial seperti ini, ya?

Dan memang, life is so unpredictable. Setelah mengalami banyak hal, Diandra akhirnya bekerja sebagai art teacher di sebuah sekolah internasional di Jakarta.

Oh, well. After all I’ve been thru, at least I’ve learned something. Never take things for granted.


Okke ‘sepatumerah’ sangat pas mendeskripsikan alur kehidupan Diandra. Okke juga menggambarkan betapa sikut menyikut terjadi di dunia kerja. Ternyata KKN itu bener ada lho! Bukan sekedar isapan jempol belaka.

“Kamu, tuh, rame dibicarain sama anak-anak tiga hari ini… Kita semua bikin analisis bahwa ada permainan di kasus kamu…“

“… Mereka sempet eyel-eyelan, antara kamu atau Camilla yang mau di terima – tapi Ibu Arini memilih kamu…”


Okke juga menyindir ketidakpedulian manusia terhadap sesama. Jakarta digambarkan seperti hutan belantara. Siapa yang kuat, dia yang menang.

“Kenapa Mbak nggak naik aja tadi?” tanya ibu hamil itu.

“Ngng… kasian ama Mbak.”

“Pasti asalnya bukan dari Jakarta… baru ya, mbak?”

“Begitulah… kenapa?”

“Cuma orang-orang yang bukan dari Jakarta yang mau jadi pahlawan kesiangan.”


Walaupun di awal cerita terkesan lamban, namun lambat laun novel ini membuat saya ketagihan dan penasaran, kira-kira endingnya seperti apa. Tak salah kiranya saya acungkan jempol untuk Okke. Okke memang oke !!! ^_^


sumber : Wikimu

Indonesian Idle @ Popsicle's Friendster Blog

Indonesian Idle

Semalem baru selesai baca novel Indonesian Idle-nya Okke ‘sepatumerah’. Wheeh yah setelah lama menanti akhirnya keluar juga novel pertama si teteh itu yg bukan hasil kolaborasi atawa adaptasi film.

Gak perlu baca promosi & review di sini, di sini, atau di sini buat mendorong gwe membeli novel ini. Setelah di-SMS Iwan bahwa novelnya udah keluar, besoknya langsung cari ke toko buku. Beruntung, udah ada di Togamas dgn harga 15% lebih murah "$-)"/');">

Novel_idleIndonesian Idle bercerita tentang Diandra, perempuan 23 thn yg dikenal sbg kutu loncat. Hobi berpindah-pindah kerja karena gampang bosan dgn pekerjaannya. Sampai suatu waktu ketika bekerja di sebuah majalah terkenal, Femme, dia dipecat sang boss yg mirip monster kisut. Dari situ dimulailah kehidupan yg sebelumnya gak pernah dibayangkan Diandra: menganggur, susah dapat kerja, krisis keuangan sampai mesti numpang di rumah teman, membohongi ibunya, hingga melakukan perbuatan bodoh yg mengganggu persahabatannya. Bagaimana dia menyelesaikan semua masalahnya? Just read the book.

Terus terang cerita hidup Diandra ini bikin minder. Mengingatkan gwe pada cerita ini. Diandra, umur 23 udah punya pengalamanan cukup banyak dalam hidupnya, beda bgt sama gwe. Bagian yg bikin gwe tertohok adalah omongan ibu Diandra setelah tau Diandra resign dari Club FM :

“Ayolah, kamu udah 23, orang-orang lain sih, setidaknya udah tahu, ingin berkarier di bidang apa ……… Lha, kamu, udah 23, kamu tuh nggak bakal jadi apa-apa. Kenapa? Karena kamu nggak tekun.” (hal. 15)

Ugh! Ini mah beneran nyindir gwe "L-)"/');">

Anyway, dari 3 novel karya T’Okke (Kamar Cewek gak masuk hitungan) ini yg paling bagus. Iyalah soalnya bukan adaptasi. Alur cerita, pilihan kata, bahasanya lebih bebas. Karakter tiap tokohnya juga digambarkan cukup detail, bikin kita berasa kenal beneran sama mereka.

Ini buku bagus, you should read it. Termasuk buat cowok-cowok loh ya. Biarpun tokoh utamanya cewek & tampilan bukunya juga cewek bgt, tapi cerita & konflik di dalamnya bisa dialami siapapun.

Sumber : http://popsicle.blogs.friendster.com/my_blog/2007/09/indonesian_idle.html

O

Indonesian Idle @ Ultrario's Multiply.

Life's a bitch, indeed...that's the 'unofficial tagline' for the book (just saw it on the back cover)...well, my friend give me this book as thank you gift..(duh, sering-sering ajah nih, jadi hemat duit buat beli buku, hwakakakak)...

Diandra yang tokoh utama novel ini karakternya sangat real, sangat 'anak baru lulus kuliah mau kerja' (so me right now), sangat 'charming'..idealis-nya dia sometimes bikin gregetan, then i'm like, 'Hey i do behave like her too.well, sometimes'...ceritanya seru & lucu, kadang-kadang bikin senyum-senyum sendiri, dan akhirnya saia sampai pada kesimpulan, even life's a bitch, there are things we learn and there are a lot of blessings everywhere, just enjoy your life, live your life, and making the most of it...just read the book, you'll love it.

sumber : http://ultrario.multiply.com/reviews/item/9

Indonesian Idle @ Ifa's Book Review

Okke Sepatumerah
GagasMedia, Jkt, 2007
Genre: Fiksi, Novel, Chiclit
Rating: *****

Diandra Adriani sudah cukup lama menjadi kutu loncat dalam urusan pekerjaan. Ia akhirnya mencoba menjalani harinya di Femme, sebuah majalah wanita terkemuka. Namun kali ini ia harus mengalami kenyataan pahit. Ia dipecat!

Kelimpungan di Jkt, untunglah Tere, sahabat barunya, menawarkan tumpangan kontrakan. Diandra terus mencari pekerjaan dan berbohong pada ibunya karena takut mengecewakan. Sempat bekerja di warnet dan mengalami pelecehan, menjadi guru gambar anak dari pacar Tere, dan melakukan perbuatan bodoh yang menyebabkan ia kehilangan persahabatannya dengan Tere.

Akankah Diandra bertahan di tengah kerasnya Jakarta atau pulang kembali ke Bandung, mengakui semuanya pada ibunya? Sungguh, menganggur itu menyakitkan!

My Comment: Ciri khas Okke, bercerita dengan lancar seperti sedang curhat sama sahabat. Keren! Masalah yang diangkat juga membumi sekali. Memberi inspirasi bagi yang sedang jobless:).


Sumber : Ifa's book review.

Indonesian Idle @ Belia Pikiran Rakyat

Pernah mengalami gejala alam bernama hejo tihang alias enggak pernah betah tinggal berlama-lama di sebuah tempat? Dalam pekerjaan, misalnya. Well, kalau merasa seperti itu, maka Belia harus berkenalan dengan Diandra, perempuan di awal umur 20, yang hobinya gonta-ganti kerjaan melulu.

Yup, Diandra emang punya luck yang gede banget. Ketika dia bekerja di salah satu radio, dia melamar ke sebuah majalah fashion ternama di ibu kota, and voila dia pun diterima di sana. Kinda everyone’s dream, no? Diandra akhirnya hijrah ke Jakarta, meninggalkan ibu tirinya (yang baiknya minta ampun) di Bandung. FYI, karena ini bukan kali pertama Diandra pindah kerja dalam hitungan bulan, Ibunya langsung menyimpan semua ijazah Diandra di kamarnya. Which mean, dalam waktu dekat, Diandra enggak akan bisa pindah kerja.

Ternyata, bekerja di tempat baru ini, sama sekali enggak semudah yang Diandra kira. Persaingan yang ketat banget plus gencetan dari staf senior, bikin masa training tiga bulan kerasa lamaaa banget. Oops, salah … jangankan tiga bulan, Diandra bahkan enggak bertahan lebih lama daripada satu bulan. Dia dipecat karena permainan kotor atasannya. Wuih, wuih … gimana ya nasib Diandra selanjutnya? Pulang kampung atau bertahan di rimba Jakarta yang kejam?

“Indonesian Idle” adalah debut pertama novel solo Okke sepatumerah. Yup, kali ini, Okke flying solo! Kalau pertanyaannya apakah penerbangan pertama Okke di dunia

literasi berjalan mulus dan mendarat sempurna? Tanpa ragu, belia menjawab “Everything is okay, Captain!”.

Dari awal hingga akhir cerita ini, Okke bertutur dengan lancar dan penuh humor yang cerdas. Pelesetan gosip dalam negeri yang ditulis Okke, udah cukup bikin belia tertawa terkekeh-kekeh. Jangan lupa, selipan soundtrack lagu lawas yang mampir di kepala Diandra, ini juga jitu banget buat bikin ketawa. Yang paling belia suka adalah cara pandang Diandra akan segala masalah yang menghadangnya. Bodoh dan tidak praktis, sih ..., tapi menambah konflik novel ini makin kerasa.

Pokoknya, Belia wajib baca “Indonesia Idle”. Secepatnya! Lumayan pisan buat temen ngabuburit sambil menertawakan hidup yang kadang memang menyebalkan. Great work, Okke … I can’t wait to read your next novel! ***

astrid_belia@yahoo.com


sumber dari sini