Selasa, 01 Januari 2008

Indonesian Idle @ Ami's Multiply

Indonesian Idle Aug 31, '07 7:10 AM
for everyone
Category: Books
Genre: Entertainment
Author: okke 'sepatumerah'
Peringatan sebelum membaca: I do try to make this as fair as possible, bukan promosi [terselubung] apalagi advertorial. This is just another book that fell into my hands, dan tentunya saya sebagai pecandu yang baik [dengan sedikit dorongan dari si toto >.<] menulis what goes inside my head setelah mengkhatamkan si buku.

Oke, ceritanya [in short] adalah tentang Diandra, 23 tahun, yang terus2an ganti pekerjaan karena bosan dan akhirnya malah mengalami nasib mengenaskan, dipecat. Hell yeah dia terpukul banget, karena biasanya dialah yang memutuskan hubungan lebih dulu. Bukan diputusin. Hehe.

Anyway, si Diandra ini lalu terombang ambing antara gengsi dan butuh [balik ke si mama? tapi nanti dibilang failure lagi. tetep disini? ngga punya duit] sampai akhirnya dia menemukan jawaban sendiri.

Stop. Cukup ringkasan ceritanya. Selanjutnya, komentar si pembaca. Hmmmhh... Saya ngga terlalu terkesan dengan karya2 Okke sebelumnya. Mungkin segmentasinya bukan usia saya, lagipula. [Gila, bener banget kata pak Sahala, enakan menilai daripada membuat. Haha!] Awalnya pas baca buku yang ini juga, pikiran sok tahu sempet muncul lagi, "Ih, ini kok settingnya the devil wears prada bangett?" Tapi setelah dibaca lebih jauh, ada juga hal-hal lain yang [ehm] kena, koq.

Diandra dan ibunya punya hubungan aneh yang bikin saya inget banget sama ibu saya sendiri. Saya: belum lulus, kerja serabutan, jarang pulang ke rumah, dan ngga ada yang bisa ibu banggakan dari saya untuk diceritakan sama tetangga dan kerabat. Diandra: udah lulus, kerja serabutan, jarang pulang ke rumah, dan ngga ada yang bisa ibu banggakan dari Diandra untuk diceritakan sama tetangga dan kerabat.

Tambah lagi, Diandra dan Ibunya punya hubungan yang cuman bisa dimiliki oleh [klaim sepihak] sedikitt sekali orang di dunia. Love-hate relationship. Pas orangnya nggak ada dicari, pas baru ketemu kangen sekali, pas udah 5 menit barengan mulai berantem. Saya baru sadar, pola hubungan saya dan ibu juga miripppp sekali, seperti ini. Bahkan sebelum membaca dialog selanjutnya dari si Ibu Diandra, I can almost tell what she will said. Karena, ya itu, pola pikir ibu saya juga ngga jauh beda :p

Teruss... ending Indonesian Idle juga teringat terus. Karena original - menurut saya. Hehe. Ngga tau kenapa, tiap baca chicklit [masih jaman ngga ya istilah chicklit? :p] saya selalu merasa bisa menebak endingnya. Depannya menggoda, tengahnya cukup enak, tapi endingnya... kalo ngga dapet prince charming ya tiba2 ketemu sama cowo baru yang ngga kalah oke. Oh, okay. The author can really do better than that. Memaaang, ada beberapa yang endingnya twisted atau setidaknya berbeda dari dua pola diatas, tapi sebagian besar yang awal dan bagian tengahnya bagus, biasanya endingnya ya salah satu dari dua pola diatas. Hehe. Untungnya ending buku yang ini beda.

Dan cukup untuk bikin saya ketagihan. I wanna read more. I need to read more. [Ada yang membaca jeritan ini?! Heuheu]. Kayak nonton Grey's Anatomy, yang durasi per episodenya PAS banget buat bikin saya langsung pengen ngelanjutin ke episode berikutnya. Dan berikutnya. Dan berikutnya sampe beberapa jam kemudian. Anyway, bedanya sama serial adiktif itu, buku Indonesian Idle ini ngga ada episode dua-nya. Well, ngga tau itu hal baik apa buruk juga sih. Afterall, they did say, "Stop now when you're winning" ;o)

sumber : http://plainami.multiply.com/reviews/item/3

Tidak ada komentar: