Selasa, 01 Januari 2008

Indonesian Idle @ Desay's Goodreads

rating: Gr_red_star_activeGr_red_star_activeGr_red_star_activeGr_red_star_activeGr_orange_star_unactive
Akhirnya Okke nulis sendirian! Heuheuheu...
Baca buku ini serasa baca blog-nya Okke. Beberapa bagian di buku ini udah pernah gua baca di blog-nya. Tapi itu ga mengurangi keasikan gua membaca buku ini. Bagaimanapun, bisa dibilang gua ini penggemar tulisan Okke. Apa pun buku yang ditulis Okke, gua beli. Novel adaptasi Cinta Pertama sekali pun, hehehe...

Well. Tokoh utama di Indonesian Idle adalah Diandra. 'Kutu loncat' yang suka pindah-pindah kerjaan. Waktu akhirnya Diandra diterima di majalah wanita ibukota kenamaan, belum lagi abis masa percobaannya, dia dipecat, dong. Bukan karena kerjanya jelek, tapi karena konspirasi bos-nya. Setelah dipecat, jadi pengangguran, dong. Kadung gengsi untuk balik lagi ke kotanya -ke ibunya, Diandra memilih untuk tetap tinggal di ibukota. Pengangguran, homeless... Life is a bitch, isn't it?

So, apa yang dilakukan Diandra untuk keluar dari situasinya yang keliatannya makin gawat itu? Baca aja deh, ya.

sumber : http://www.goodreads.com/review/show/6527814

Review Sitta Karina untuk Indonesian Idle

Karena saya sering membaca tulisan Okke di situs www.sepatumerah.net, saya jadi familiar dengan mood dan gaya bahasa yang ia paparkan di novel teruntuk remaja dan wanita muda ini. Uniknya, tidak seperti chick-lit kebanyakan, tema utama yang diusung di sini bukanlah percintaan, melainkan upaya aktualisasi diri yang berimbas pada relationship si tokoh utama dengan lingkungan sekitarnya (ibunya, sahabatnya, teman-teman kantor lamanya -- bahkan orangtua dari si murid lesnya!). Seru, renyah, dan segar, karena Diandra si tokoh utama tidak hanya figur stereotipe yang ‘egois' dan tidak peka; ia berusaha membantu menyelesaikan masalah orang lain walau kadang ikutan tercebur di dalamnya. Suatu pembelajaran -- dan penceritaan -- yang bagus

sumber : http://www.sittakarina.com/coolscoop/pick/thismonth.htm

Indonesian Idle @ Ferina's Book Review

Indonesian Idle
Okke ‘sepatumerah’
Gagas Media – 2007
242 Hal.

Diandra, mungkin sekilas, adalah tipe ‘pembosan’. Ia gak pernah bertahan di tempat bekerjanya lebih dari 6 bulan. Tipe-tipe ‘kutu loncat’, yang seneng cari yang baru. Alasannya: belum ketemu yang pas. Padahal sang ibu sudah berkali-kali mengingatkan untuk hati-hati, gak bagus di CV kalo keseringan pindah kerja. Tapi, itulah Diandra… mumpung masih muda, berbagai kesempatan disabetnya.

Sampai akhirnya, ia mendapatkan pekerjaan sebagai staf artistik di sebuah majalah fashion, ‘Femme’. Genggsi Diandra dan ibunya langsung naik di mata saudara-saudaranya. Maklum, ibu Diandra adalah single parent. Ayah Diandra adalah seorang pilot yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Demi pekerjaan itu, Diandra harus rela meninggalkan Bandung dan hijrah ke Jakarta.

Lingkungan kerja di ‘Femme’ dipenuhi orang-orang trendy. Semua berbicara apa yang lagi in, must have item, item to die for… sampai gosip-gosip seputar artis yang dateng ke Femme. Tapi, semua terlihat gak bersahabat bagi Diandra. Ketika berkenalan pun, Diandra merasa gak dianggap bahkan oleh sebelah mata sekalipun. Untung ada salah satu rekannya sesama staf artistik yang baik, Theresia. Bahkan, ternyata, tempat tinggal Theresia berseberangan dengan kost Diandra.

Tapi ternyata, pekerjaannya di Femme hanya bertahan sebulan. Bukan karena Diandra tidak menyukainya, meskipun punya bos seperti monster, tapi karena ada ‘politik kantor’ yang menyebabkan Diandra jadi korban. Diandra pun dipecat sebelum masa percobaannya habis. Meskipun akhirnya Diandra diminta kembali lagi, tapi demi harga diri, Diandra menolak.

Diandra akhirnya tinggal di rumah Tere. Demi ‘menyambung hidup’ di kota besar, Diandra rela bekerja sebagai penjaga warnet, tapi gara-gara mengalami pelecehan seks, Diandra keluar. Diandra ogah balik ke Bandung, karena malu ketauan ibunya. Pertama kalinya Diandra merasakan gak enaknya gak punya kerja, dan susahnya nyari kerja baru.

Lama-lama, Diandra menemukan di mana tempat yang sesuai dengannya, meskipun sempat membuat persahabatannya dengan Tere terputus. Diandra sudah mengecewakan sahabat baiknya.

Novel ini asyik banget buat temen sore-sore, sambil tidur-tiduran. Endingnya gak mengecewakan... memuaskan pembacalah... Ringan… lancar… ada ‘something’nya tapi gak berat. Pelajarannya: jangan jadi kutu loncat… ini nih yang selalu diingetin sama dosen dan senior gue waktu kuliah… karena emang gak bagus buat di CV. Hehehe..

Sumber : http://lemari-buku-ku.blogspot.com/2007/09/indonesian-idle.html

Indonesian Idle @ Ami's Multiply

Indonesian Idle Aug 31, '07 7:10 AM
for everyone
Category: Books
Genre: Entertainment
Author: okke 'sepatumerah'
Peringatan sebelum membaca: I do try to make this as fair as possible, bukan promosi [terselubung] apalagi advertorial. This is just another book that fell into my hands, dan tentunya saya sebagai pecandu yang baik [dengan sedikit dorongan dari si toto >.<] menulis what goes inside my head setelah mengkhatamkan si buku.

Oke, ceritanya [in short] adalah tentang Diandra, 23 tahun, yang terus2an ganti pekerjaan karena bosan dan akhirnya malah mengalami nasib mengenaskan, dipecat. Hell yeah dia terpukul banget, karena biasanya dialah yang memutuskan hubungan lebih dulu. Bukan diputusin. Hehe.

Anyway, si Diandra ini lalu terombang ambing antara gengsi dan butuh [balik ke si mama? tapi nanti dibilang failure lagi. tetep disini? ngga punya duit] sampai akhirnya dia menemukan jawaban sendiri.

Stop. Cukup ringkasan ceritanya. Selanjutnya, komentar si pembaca. Hmmmhh... Saya ngga terlalu terkesan dengan karya2 Okke sebelumnya. Mungkin segmentasinya bukan usia saya, lagipula. [Gila, bener banget kata pak Sahala, enakan menilai daripada membuat. Haha!] Awalnya pas baca buku yang ini juga, pikiran sok tahu sempet muncul lagi, "Ih, ini kok settingnya the devil wears prada bangett?" Tapi setelah dibaca lebih jauh, ada juga hal-hal lain yang [ehm] kena, koq.

Diandra dan ibunya punya hubungan aneh yang bikin saya inget banget sama ibu saya sendiri. Saya: belum lulus, kerja serabutan, jarang pulang ke rumah, dan ngga ada yang bisa ibu banggakan dari saya untuk diceritakan sama tetangga dan kerabat. Diandra: udah lulus, kerja serabutan, jarang pulang ke rumah, dan ngga ada yang bisa ibu banggakan dari Diandra untuk diceritakan sama tetangga dan kerabat.

Tambah lagi, Diandra dan Ibunya punya hubungan yang cuman bisa dimiliki oleh [klaim sepihak] sedikitt sekali orang di dunia. Love-hate relationship. Pas orangnya nggak ada dicari, pas baru ketemu kangen sekali, pas udah 5 menit barengan mulai berantem. Saya baru sadar, pola hubungan saya dan ibu juga miripppp sekali, seperti ini. Bahkan sebelum membaca dialog selanjutnya dari si Ibu Diandra, I can almost tell what she will said. Karena, ya itu, pola pikir ibu saya juga ngga jauh beda :p

Teruss... ending Indonesian Idle juga teringat terus. Karena original - menurut saya. Hehe. Ngga tau kenapa, tiap baca chicklit [masih jaman ngga ya istilah chicklit? :p] saya selalu merasa bisa menebak endingnya. Depannya menggoda, tengahnya cukup enak, tapi endingnya... kalo ngga dapet prince charming ya tiba2 ketemu sama cowo baru yang ngga kalah oke. Oh, okay. The author can really do better than that. Memaaang, ada beberapa yang endingnya twisted atau setidaknya berbeda dari dua pola diatas, tapi sebagian besar yang awal dan bagian tengahnya bagus, biasanya endingnya ya salah satu dari dua pola diatas. Hehe. Untungnya ending buku yang ini beda.

Dan cukup untuk bikin saya ketagihan. I wanna read more. I need to read more. [Ada yang membaca jeritan ini?! Heuheu]. Kayak nonton Grey's Anatomy, yang durasi per episodenya PAS banget buat bikin saya langsung pengen ngelanjutin ke episode berikutnya. Dan berikutnya. Dan berikutnya sampe beberapa jam kemudian. Anyway, bedanya sama serial adiktif itu, buku Indonesian Idle ini ngga ada episode dua-nya. Well, ngga tau itu hal baik apa buruk juga sih. Afterall, they did say, "Stop now when you're winning" ;o)

sumber : http://plainami.multiply.com/reviews/item/3

Indonesian Idle @ Wikimu

Rabu, 05-12-2007 11:42:37 oleh: Ira Meida
Kanal: Gaya Hidup
Indonesian Idle

Life is so unpredictable. Realita ini yang coba disampaikan Okke ‘sepatumerah” dalam novelnya Indonesian Idle. Adalah Diandra Andriani, 23 tahun, yang suka berganti-ganti pekerjaan. Bak kutu loncat, dalam dua tahun sejak lulus kuliah, Diandra melakoni 4 pekerjaan yang berbeda. Menjadi art director di Ad Agency, menjadi asisten dosen di universitas almaternya, ilustrator di sebuah penerbitan dan tim kreatif off air di sebuah radio. Satu-satunya pekerjaan yang cukup lama ia lakukan adalah menjadi guru les menggambar anak-anak teman sekantor ibunya.

Dunia Diandra tiba-tiba berubah 180 derajat, ketika secara mengejutkan Diandra dipecat persis setelah sebulan bekerja di Femme, sebuah majalah prestius di Jakarta.

Sial… sial… sial…
Argghh…
Kok aku bisa ketiban sial seperti ini, ya?

Dan memang, life is so unpredictable. Setelah mengalami banyak hal, Diandra akhirnya bekerja sebagai art teacher di sebuah sekolah internasional di Jakarta.

Oh, well. After all I’ve been thru, at least I’ve learned something. Never take things for granted.


Okke ‘sepatumerah’ sangat pas mendeskripsikan alur kehidupan Diandra. Okke juga menggambarkan betapa sikut menyikut terjadi di dunia kerja. Ternyata KKN itu bener ada lho! Bukan sekedar isapan jempol belaka.

“Kamu, tuh, rame dibicarain sama anak-anak tiga hari ini… Kita semua bikin analisis bahwa ada permainan di kasus kamu…“

“… Mereka sempet eyel-eyelan, antara kamu atau Camilla yang mau di terima – tapi Ibu Arini memilih kamu…”


Okke juga menyindir ketidakpedulian manusia terhadap sesama. Jakarta digambarkan seperti hutan belantara. Siapa yang kuat, dia yang menang.

“Kenapa Mbak nggak naik aja tadi?” tanya ibu hamil itu.

“Ngng… kasian ama Mbak.”

“Pasti asalnya bukan dari Jakarta… baru ya, mbak?”

“Begitulah… kenapa?”

“Cuma orang-orang yang bukan dari Jakarta yang mau jadi pahlawan kesiangan.”


Walaupun di awal cerita terkesan lamban, namun lambat laun novel ini membuat saya ketagihan dan penasaran, kira-kira endingnya seperti apa. Tak salah kiranya saya acungkan jempol untuk Okke. Okke memang oke !!! ^_^


sumber : Wikimu

Indonesian Idle @ Popsicle's Friendster Blog

Indonesian Idle

Semalem baru selesai baca novel Indonesian Idle-nya Okke ‘sepatumerah’. Wheeh yah setelah lama menanti akhirnya keluar juga novel pertama si teteh itu yg bukan hasil kolaborasi atawa adaptasi film.

Gak perlu baca promosi & review di sini, di sini, atau di sini buat mendorong gwe membeli novel ini. Setelah di-SMS Iwan bahwa novelnya udah keluar, besoknya langsung cari ke toko buku. Beruntung, udah ada di Togamas dgn harga 15% lebih murah "$-)"/');">

Novel_idleIndonesian Idle bercerita tentang Diandra, perempuan 23 thn yg dikenal sbg kutu loncat. Hobi berpindah-pindah kerja karena gampang bosan dgn pekerjaannya. Sampai suatu waktu ketika bekerja di sebuah majalah terkenal, Femme, dia dipecat sang boss yg mirip monster kisut. Dari situ dimulailah kehidupan yg sebelumnya gak pernah dibayangkan Diandra: menganggur, susah dapat kerja, krisis keuangan sampai mesti numpang di rumah teman, membohongi ibunya, hingga melakukan perbuatan bodoh yg mengganggu persahabatannya. Bagaimana dia menyelesaikan semua masalahnya? Just read the book.

Terus terang cerita hidup Diandra ini bikin minder. Mengingatkan gwe pada cerita ini. Diandra, umur 23 udah punya pengalamanan cukup banyak dalam hidupnya, beda bgt sama gwe. Bagian yg bikin gwe tertohok adalah omongan ibu Diandra setelah tau Diandra resign dari Club FM :

“Ayolah, kamu udah 23, orang-orang lain sih, setidaknya udah tahu, ingin berkarier di bidang apa ……… Lha, kamu, udah 23, kamu tuh nggak bakal jadi apa-apa. Kenapa? Karena kamu nggak tekun.” (hal. 15)

Ugh! Ini mah beneran nyindir gwe "L-)"/');">

Anyway, dari 3 novel karya T’Okke (Kamar Cewek gak masuk hitungan) ini yg paling bagus. Iyalah soalnya bukan adaptasi. Alur cerita, pilihan kata, bahasanya lebih bebas. Karakter tiap tokohnya juga digambarkan cukup detail, bikin kita berasa kenal beneran sama mereka.

Ini buku bagus, you should read it. Termasuk buat cowok-cowok loh ya. Biarpun tokoh utamanya cewek & tampilan bukunya juga cewek bgt, tapi cerita & konflik di dalamnya bisa dialami siapapun.

Sumber : http://popsicle.blogs.friendster.com/my_blog/2007/09/indonesian_idle.html

O

Indonesian Idle @ Ultrario's Multiply.

Life's a bitch, indeed...that's the 'unofficial tagline' for the book (just saw it on the back cover)...well, my friend give me this book as thank you gift..(duh, sering-sering ajah nih, jadi hemat duit buat beli buku, hwakakakak)...

Diandra yang tokoh utama novel ini karakternya sangat real, sangat 'anak baru lulus kuliah mau kerja' (so me right now), sangat 'charming'..idealis-nya dia sometimes bikin gregetan, then i'm like, 'Hey i do behave like her too.well, sometimes'...ceritanya seru & lucu, kadang-kadang bikin senyum-senyum sendiri, dan akhirnya saia sampai pada kesimpulan, even life's a bitch, there are things we learn and there are a lot of blessings everywhere, just enjoy your life, live your life, and making the most of it...just read the book, you'll love it.

sumber : http://ultrario.multiply.com/reviews/item/9

Indonesian Idle @ Ifa's Book Review

Okke Sepatumerah
GagasMedia, Jkt, 2007
Genre: Fiksi, Novel, Chiclit
Rating: *****

Diandra Adriani sudah cukup lama menjadi kutu loncat dalam urusan pekerjaan. Ia akhirnya mencoba menjalani harinya di Femme, sebuah majalah wanita terkemuka. Namun kali ini ia harus mengalami kenyataan pahit. Ia dipecat!

Kelimpungan di Jkt, untunglah Tere, sahabat barunya, menawarkan tumpangan kontrakan. Diandra terus mencari pekerjaan dan berbohong pada ibunya karena takut mengecewakan. Sempat bekerja di warnet dan mengalami pelecehan, menjadi guru gambar anak dari pacar Tere, dan melakukan perbuatan bodoh yang menyebabkan ia kehilangan persahabatannya dengan Tere.

Akankah Diandra bertahan di tengah kerasnya Jakarta atau pulang kembali ke Bandung, mengakui semuanya pada ibunya? Sungguh, menganggur itu menyakitkan!

My Comment: Ciri khas Okke, bercerita dengan lancar seperti sedang curhat sama sahabat. Keren! Masalah yang diangkat juga membumi sekali. Memberi inspirasi bagi yang sedang jobless:).


Sumber : Ifa's book review.

Indonesian Idle @ Belia Pikiran Rakyat

Pernah mengalami gejala alam bernama hejo tihang alias enggak pernah betah tinggal berlama-lama di sebuah tempat? Dalam pekerjaan, misalnya. Well, kalau merasa seperti itu, maka Belia harus berkenalan dengan Diandra, perempuan di awal umur 20, yang hobinya gonta-ganti kerjaan melulu.

Yup, Diandra emang punya luck yang gede banget. Ketika dia bekerja di salah satu radio, dia melamar ke sebuah majalah fashion ternama di ibu kota, and voila dia pun diterima di sana. Kinda everyone’s dream, no? Diandra akhirnya hijrah ke Jakarta, meninggalkan ibu tirinya (yang baiknya minta ampun) di Bandung. FYI, karena ini bukan kali pertama Diandra pindah kerja dalam hitungan bulan, Ibunya langsung menyimpan semua ijazah Diandra di kamarnya. Which mean, dalam waktu dekat, Diandra enggak akan bisa pindah kerja.

Ternyata, bekerja di tempat baru ini, sama sekali enggak semudah yang Diandra kira. Persaingan yang ketat banget plus gencetan dari staf senior, bikin masa training tiga bulan kerasa lamaaa banget. Oops, salah … jangankan tiga bulan, Diandra bahkan enggak bertahan lebih lama daripada satu bulan. Dia dipecat karena permainan kotor atasannya. Wuih, wuih … gimana ya nasib Diandra selanjutnya? Pulang kampung atau bertahan di rimba Jakarta yang kejam?

“Indonesian Idle” adalah debut pertama novel solo Okke sepatumerah. Yup, kali ini, Okke flying solo! Kalau pertanyaannya apakah penerbangan pertama Okke di dunia

literasi berjalan mulus dan mendarat sempurna? Tanpa ragu, belia menjawab “Everything is okay, Captain!”.

Dari awal hingga akhir cerita ini, Okke bertutur dengan lancar dan penuh humor yang cerdas. Pelesetan gosip dalam negeri yang ditulis Okke, udah cukup bikin belia tertawa terkekeh-kekeh. Jangan lupa, selipan soundtrack lagu lawas yang mampir di kepala Diandra, ini juga jitu banget buat bikin ketawa. Yang paling belia suka adalah cara pandang Diandra akan segala masalah yang menghadangnya. Bodoh dan tidak praktis, sih ..., tapi menambah konflik novel ini makin kerasa.

Pokoknya, Belia wajib baca “Indonesia Idle”. Secepatnya! Lumayan pisan buat temen ngabuburit sambil menertawakan hidup yang kadang memang menyebalkan. Great work, Okke … I can’t wait to read your next novel! ***

astrid_belia@yahoo.com


sumber dari sini